Setelah tiga hari memblokade jalan masuk menuju Sumur Albatros 001 (ABP 001) di Desa Jamprong, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur akhirnya Radi membuka jalan dengan menyingkirkan bambu yang terbentang di tengah jalan, Kamis Sore (13/10/2016).
Pembebasan tanah untuk jalan menuju lokasi pemboran di Lapangan eksplorasi Sumur Albatros Putih 001 (ABP) Jamprong rupanya masih menyisakan masalah antara pemilik lahan dan Pihak Pertamina EP Aset IV Field Cepu.
Bupati Bojonegoro Suyoto mengapresiasi terbitnya buku "Sisi Lain Orang Migas" yang dilaunching di Hotel MCM Bojonegoro, Senin (10/10/2016). Kang Yoto begitu dia disapa, datang dengan didampingi DPR RI dari Dapil IX Kuswiyanto.
Angin telah menggelepar, sunyi meruah tanpa menerka, pucuk dahan Ketika malam telah rebahkan jubah hitamnya, aku selalu siap menanti kedangan suami tercinta dengan wajah sumringah dan aneka masakan kesukaanya agar lelahnya usai bekerja tersibak oleh sambutanku. Ketika jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00 WIB dan ia sebelumnya tidak memberikan kabar akan pulang terlambat, maka gundah akan menyelubung takut terjadi sesuatu padanya. Ketika langkah kakinya memasuki pintu depan, kusambut ia dengan senyum simpul sambil kubawakan tas kerjanya. Ia selalu menyapa hangat atas apa yang aku lakukan dan mencium kening adalah kebiasaan yang tak bisa tertinggal.
Kutulis kisahku dalam lukisan nyata, entah itu akan abadi atau hanya menjadi goresan usang yang akan terlupakan begitu saja. Yang jelas saat ini aku hanya bisa bercerita pada langit, hmm yang bagiku sudah tak sebiru bulan lalu. Kau tahu bulan lalu? ya, bulan dimana pancaran sinarnya berselimut kesyahduan. Tapi tidak dengan sekarang, bercerita pada langitpun aku tak sanggup. Karna setiap aku ingin mengutarakan maksudku, air langitpun seperti memberi isyarat. Entah apa, yang jelas aku masih belajar mengejanya. Jangankan air langit, kadang awan hitampun memberikan nyanyian, cukup merdu dan cukup membuatku tak berhenti untuk berpikir lebih dalam lagi.
Jika aku adalah tetesan air langit yang diturunkan Tuhan sebagai obat rindu, maka aku akan selalu bersyukur atas nikmat-Nya. Sebab bagian obat rindu juga salah satu rindu yang akan tetap dirindukan sampai kapan pun. Sebagaimana bumi yang tak pernah membenci hujan. Begitu juga dengan diriku, aku ingin rinduku abadi dalam keabadian waktu.
Redaksi blokTuban.com berikan apresiasi bagi pengirim tulisan terbaik resensi buku pada rubrik Blok Buku. Penghargaan tersebut diberikan pada penulis resensi buku yang telah dibaca dan dikirimkan ke redaksi blokTuban.com, Kamis (25/8/2016).
Sudah hampir 3 minggu ini, Darsum tak mendapat hasil apapun. Mondar-mandir tak tentu arah. Di rumah, istrinya hanya ngedumel mengenai kebutuhan. Rumah tangga yang kian membengkak. Pemasukan tak ada, hanya hutang terus menumpuk. Warung sana hutang, warung sini hutang. Istrinya semakin bertambah cerewet, dan terus minta uang dari Darsum yang tak bisa berbuat apa-apa. Mau ambil kayu di hutan sekarang sulit karena penjagaan dari polisi hutan semakin ketat.
Kumuh. Sudah lama bangunan itu terlantar. Menyediakan tikus membuat sarang. Tak terurus. Perapian kecil di tengah ruangan telah lama tak mengepulkan asap. Sudah lama. Sejak warga tak lagi peduli pada tradisi. Sejak warga tak lagi peduli pada satu-satunya warisan leluhur mereka.
Suatu saat aku memang pernah berjanji. Ketika hitungan wetonku memang tak baik dengan calon suamiku, aku harus rela meninggalkan dia bagaimanapun perasaanku. Tapi, kenapa hal ini harus kualami saat pernikahanku kurang tujuh hari?