Reporter : Dahrul Mustaqim
blokTuban.com - Siti Rosyatul Ummah, atau akrab disapa Sasa, siswi Madrasah Aliyah Al-Hasaniyyah Kabupaten Tuban, berhasil meraih juara dalam lomba esai di ajang Kemah Pramuka Madrasah Nasional (Kpimru) 2024.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI ini berlangsung pada 17–22 November 2024 di Cibubur, Jakarta Timur.
Remaja berusia 17 tahun asal Desa Sendang, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban ini mengangkat tema “Peran Madrasah dalam Mempersiapkan Generasi Muda yang Berdaya Saing Global”.
Dalam esainya yang berjudul “Tren Ekosofis sebagai Alternatif Positif atas Ancaman Resources Scarcity di Ruang Publik: Penerapan Ekologi Filosofi Madrasah dalam Mengurangi Konsumsi-Kompulsif dan Eksploitasi Sumber Daya Alam di Era Demografi”, Sasa menawarkan gagasan solutif terkait permasalahan lingkungan.
Esai tersebut terinspirasi dari kekhawatiran terhadap kerusakan lingkungan akibat konsumsi berlebihan dan eksploitasi sumber daya alam.
Sasa menyarankan penerapan kurikulum madrasah berbasis fikih ekologi untuk membentuk generasi muda yang sadar lingkungan sekaligus kompetitif secara global.
Keberhasilan Sasa tidak terlepas dari pembinaan yang konsisten di Madrasah Aliyah Al-Hasaniyyah, di bawah naungan Pondok Pesantren Daruttautid Al-Hasaniyyah yang didirikan oleh K.H. Mohammad Nashiruddin Qodir pada 1986.
Pembina Sasa, Mohammad Lathiful Wahab, menyebutkan bahwa tradisi literasi telah menjadi bagian keseharian santri di pesantren tersebut.
“Kami membimbing santri untuk menulis dan mengekspresikan bacaan setiap hari. Pembelajaran dilakukan secara formal di ruang digital madrasah dan Ma’had Aly, serta informal melalui diskusi santai seperti saat nongkrong atau ngopi,” ungkapnya dikutip dari situs resmi Pemkab Tuban, Kamis (21/11).
Menurutnya, kebiasaan ini membuat santri tidak hanya siap mengikuti lomba, tetapi juga mampu membangun daya baca, analisis, dan kreativitas yang berkelanjutan.
“Prestasi ini bukan hasil persiapan singkat, tetapi buah dari tradisi literasi yang kami tanamkan secara konsisten,” tambah Lathif.
Ia berharap tradisi literasi ini dapat terus dilestarikan sebagaimana para ulama terdahulu.
“Jika literasi berkembang, bangsa Indonesia akan memiliki banyak intelektual yang mampu menjaga keutuhan bangsa, terutama di tengah tantangan perang pemikiran yang kompleks,” tuturnya.
Sasa mengungkapkan bahwa motivasinya mengikuti lomba esai adalah untuk mengasah kemampuan menulis yang telah menjadi kegemarannya sejak kecil.
Ia berharap prestasinya dapat menginspirasi lebih banyak santri untuk berkarya melalui tulisan.
“Dengan literasi edukasi yang kuat, madrasah mampu membangun iklim akademik yang profesional dan melahirkan terobosan baru untuk bersaing di tingkat global,” kata Sasa. [Rul/Ali]