Harapkan Waduk Penghalau Banjir di Desa Kanorejo Rengel Tuban Dipercepat

Penulis : Leonita Ferdyana Harris

blokTuban.com – Berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo, Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban ini sering dilanda bencana banjir ketika musim penghujan.

Dihuni oleh kurang lebih 2000-an warga yang mayoritas bekerja sebagai petani. Desa Kanorejo terbagi dalam 2 dusun. Sebagian besar wilayahnya ialah lahan siap tanam yang banyak ditanami padi. Beberapa persen dari warganya juga menjadi bekerja di kota sebagai pegawai maupun pedagang.

Berdasarkan sejarah yang disampaikan oleh Suyanto (51) selaku Kepala Desa Kanorejo kepada blokTuban.com, bahwa Desa Kanorejo awalnya memiliki wilayah daratan yang lebih luas dibanding dengan sekarang. 

"Dahulu dusun kanorejo berjumlah 3 sedangkan sekarang sudah hanya tersisa 2 dusun saja," ujar Kades, Sabtu (11/11/2023). 

Hal tersebut terjadi karena kondisi Desa Kanorejo yang terletak sangat dekat dengan Sungai Bengawan Solo, sehingga apabila di musim penghujan yang menyebabkan terjadinya peluapan air sungai. Beberapa rumah warga yang sangat dekat dengan sungai akan tersapu luapan air dan masyarakat terpaksa harus pindah ke tempat lain.

Beberapa wilayah di Kecamatan Rengel memang banyak yang berbatasan langsung dengan sungai, hal itulah yang akhirnya memunculkan gagasan untuk mengadakan proyek pembuatan waduk. Salah satu desa yang dituju ialah Desa Kanorejo Rengel.

“Beberapa desa sudah selesai pembangunannya tapi progres terakhir dari Kanorejo cuma mentok di pengukuran aja. Di era mas Lindra ini malah belum ada tindakan apa-apa lagi. Mungkin masih banyak proyek lain yang lebih darurat yang harus didahulukan,” sambungnya.

Berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang disampaikan Suyanto, Desa Kanorejo akan mengalami kerugian material yang cukup banyak ketika musim penghujan datang. Dimulai dari ketinggian air yang mencapai 60 cm hingga sampai ke pinggang orang dewasa yang tentunya merendam hasil tani warga. Beberapa pekerjaan juga harus dihentikan sejenak.

“Penduduk banyak mengeluh. Padi baru mau panen tiba-tiba dihabiskan banjir. Banjir ini memang masalah utama kita. Penduduk yang bekerja ke kota juga kalau perahu angkutan kendaraan sudah tidak bisa mengatasi kondisi banjir biasanya mereka terpaksa bolos, beberapa bahkan sampai di PHK yang akhirnya menambah tingkat pengangguran desa,” jelas Suyanto menambahkan.

Mangkraknya bendungan ini tentunya juga akan berpengaruh pada kondisi geografis Desa Kanorejo. Dikhawatirkan oleh pemerintah desa jika lama kelamaan aliran Sungai Bengawan Solo akan semakin mengikis daratan desa dan dalam beberapa tahun akan mnghilang. [Leo/Ali]