Festival Wiwit Padi di Tuban Bentuk Dukungan untuk Petani Muda

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Masyarakat di Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, kompak menggelar festival wiwit padi, jelang masa panen. Jika sebelumnya, tradisi ini hanya dilakukan selama satu hari, kali ini digelar selama tiga hari berturut-turut. 

Dimulai pada Rabu, (5/10/2022) lalu, kegiatan ini diawali dengan melakukan kirap tanen dan umbul dunga. Malam harinya, dilanjutkan dengan kegiatan tongklek asmoro ndono budoyo, pentas wayang blang-bleng, hingga kesenian tari. 

Pada hari kedua juga digelar pertunjukkan tari, pantomim, serta pentas sastra. Barulah pada malam trakhir atau puncak kegiatan nanti, akan diramaikan dengan grup RSTX-Tuban, GNX-Tuban, dan juga teater tari “pengakuan rahwana” dari malang dance. 

Salah seorang tokoh pemuda di lingkungan setempat, Bambang Budiono, mengatakan jika tujuan diadakannya festival ini, ialah untuk menunjukkan potensi-potensi yang dimiliki oleh para petani muda di Kabupaten Tuban. 

“Dengan mengadakan festival semacam ini, mereka (petani muda) bisa berbangga dan bahagia, karena selain menanam mereka juga bisa melakukan sesuatu yang lain. Mereka (petani muda) dapat mengadakan acara dan tahu bagaimana rasanya kembali kepada adat-istiadat yang lampau, selain itu juga bisa berbangga karena mampu melestarikan budaya,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com, Jumat (7/10/2022). 

Baca juga :

Uri-Uri Budoyo dan Wujud Syukur, Petani di Tuban Gelar Wiwit Padi

Guyub Rukun, Warga Desa Plumpang Adakan Wiwit Padi 

Tumpah Ruah, Guyub Rukun Warga Plumpang Wiwit Padi

Selain itu, dengan mengadakan kegiatan seperti ini, para petani juga menjadi lebih kompak, bersatu dan saling mendukung satu sama lainnya. Sehingga, pada dasarnya kegiatan ini sebagai bentuk support atau dukungan kepada para petani dilingkungan setempat. 

Bambang sapaan akrabnya, juga menambahkan jika selama festival wiwit ini berlangsung, terdapat beberapa pesan khusus yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Bahwa, pekerjaan petani bukannlah hal yang remeh, karena juga harus menjaga budaya dari nenek moyang terdahulu. 

“Pesan yang ingin kita sampaikan, pada acara wiwit tahun ini adalah petani bukan hanya menanam dan panen. Tetapi, petani juga mengemban tugas yang lebih berat, yaitu menjaga dan melestarikan budaya pertanian,” ujarnya. 

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak ragu ataupun malu, untuk menjadi seorang petani. Pasalnya, seorang petani juga memiliki tugas yang sangat mulia, yaitu mengemban budaya agraris. Di mana, budaya tersebut merupakan budaya yang sangat tua. Sebab, setelah orang berhenti nomaden, yang dilakukan pertama kali ialah aktivitas agraris. 

“Untuk petani muda, kita masih tetap bisa berbangga dengan petani, jangan takut untuk masuk sawah, jangan malu untuk menjadi petani, karena menjadi petani adalah sebuah kehormatan,” pungkasnya. [Sav/Ali]

 

Temukan konten Berita blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS