Kontributor : Kartika Ningsih
bloktuban.com – Siapa sih yang tidak kenal jajanan tradisional tape?. Jajanan satu ini memang sudah sangat familiar di telinga masyarakat umum, tetapi apakah generasi milenial saat ini masih mengenalnya.
Apabila anda pecinta jajan dan kuliner, jangan lupa untuk mencobanya. Tepatnya di ujung Tuban bagian barat jajanan tape dapat ditemukan. Menjadi salah satu jajanan ikonik yang kerap di jadikan oleh-oleh di Tuban, tape memiliki rasa yang legit.
Ada dua jenis tape berbahan dasar singkong dan ketan. Salah satu desa di Kabupaten Tuban yang terkenal dengan tape ketannya yaitu Desa Tawaran, Kecamatan Kenduruan. Praktis, nama tape Tawaran dikenal karena diproduksi di Desa Tawaran Tuban.
Menurut salah satu pembuat tape, Sarti mengaku dirinya sudah menggeluti usaha tape lebih dari 10 tahun. Berbekal resep keluarga, diakuinya bahwa rasa tape jaman dahulu dan sekarang masih sama.
“Saya sudah lama membuat tape ini, resepnya turun temurun. Soal rasa dan cara pembuatannya pun masih sama seperti dulu tidak ada yang berbeda,” ujar Sarti saat diwawancarai dikediamannya, Minggu (28/8/2022).
Baca juga :
- Jenang Mocca dan Hitam, Jajanan yang Cocok Dijadikan Oleh-oleh Peziarah Sunan Bonang Tuban
- Jajanan Takoyaki di Tuban Satu Ini Gorengnya Pakai Mentega, Pantesan Banyak yang Suka
- Corndog Jajanan Enak di Tuban, Selezat Tayangan Drama Korea
Di Desa Tawaran, lanjut Sarti bahwa membuat tape sudah menjadi keseharian bagi sebagian masyarakat setempat atau dapat disebut sebagai mata pencaharian. Tape Tawaran sampai sekarang masih menjadi primadona oleh-oleh di Tuban ujung barat. Tak hanya di gemari bagi masyarakat sekitar, tape ketan ini juga di pesan oleh beberapa orang dari berbagai daerah seperti Surabaya hingga Jakarta.
Bahan dan proses produksi tape Tawaran dikatakan Sarti menentukan kualitas yang di hasilkan. Untuk membuat tape ada beberapa proses yang harus dilakukan. Tahap pertama dengan memilih beras ketan kualitas super untuk menghasilkan tape yang empuk dan legit.
Kedua, beras ketan langsung di bersihkan menggunakan air yang mengalir. Lalu, yang ketiga beras ketan yang sudah bersih langsung dikukus sampai matang. Sembari menunggu ketan matang, Sarti lalu menyiapkan pembungkus tape yaitu daun ploso.
Setelah nasi ketan matang, diangkat lalu ditaruh di loyang. Untuk tahap keempat yaitu peragian dan pewarnaan. Pewarnaan sendiri Sarti menggunakan bahan alami yaitu daun babing (daun katuk) sebutan masyarakat sekitar.
Tujuannya memberikan warna yang menarik dengan tetap memperhatikan esensi kesehatan dan cita rasa bagi penikmatnya. Setelah dingin, beras ketan yang dikukus siap untuk dibungkus dengan daun ploso yang sudah kering.
“Untuk proses fermentasi membutuhkan dua sampai tiga hari, baru tape siap di nikmati,” imbuhnya.
Pecinta jajanan tape perlu tahu, yang membedakan tape Tawaran dengan tape lainnya yaitu di bungkus dengan daun ploso dan diikat dengan menggunakan tali. Sedangkan untuk daerah Jawa Tengah, tape biasanya dibungkus dengan menggunakan daun pisang.
"Kalau kita membuat hari Sabtu (27/08/2022), maka tape jadi dan siap dinikmati besok hari Senin (29/08/2022)," timpal Surati pembuat tape lainnya.
Tahap terahir, setelah di bungkus tape diikat menggunakan tali, Adapun harga tape Tawaran sangat ramah di kantong, di mana satu ikatnya isi 20 biji di bandrol dengan harga Rp 10.000.
Dengan harga yang cukup terjangkau tersebut, kita dapat menikmati tape Tawaran yang rasanya manis, asam dan legit saat digigit. [Kar/Ali]
Artikel ini liputan kolaborasi anggota LPM Waskita Unirow Tuban dengan blokTuban.com
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS