Titik Balik Pengusaha Kerupuk Bawang di Tuban, Sempat Pindah Profesi Sekarang Miliki 3 Karyawan

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang paling banyak diburu oleh masyarakat di Kabupaten Tuban. Bagaimana tidak, selain rasanya yang gurih, tekstur dari makanan satu ini juga sangat renyah sehingga membuat krupuk sangat cocok untuk dijadikan cemilan untuk sehari-hari.

Peluang itulah yang dilirik oleh sebagian masyarakat untuk bisa menambah nilai ekonomis keluarga dengan memproduksi kerupuk, sebagai alternatif peluang usaha yang cukup menjanjikan bagi para pelakunya. 

Dari segala jenis kerupuk yang beredar di pasaran, salah satu kerupuk yang banyak diminati untuk cemilan adalah kerupuk bawang. Selain memiliki aroma khas bawang, harganya juga sangat terjangkau. Salah satu pengusaha kerupuk bawang di Kabupaten Tuban ialah Widodo, yang memulai usahanya dari keterpurukan keluarganya. 

"Usaha ini saya rintis dari titik balik keterpurukan karena dulu sempat pindah pekerjaan dan ternyata kurang berhasil. Akhirnya, istri saya membuat kerupuk ini yang sifatnya adalah sampingan penghasilan, awalnya pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2016 itu saya sudah fokus menggeluti sampai sekarang," terangnya saat ditemui blokTuban.com di rumah produksinya, Minggu 31/7/2022).

Baca Juga :

- Mengintip Gurihnya Bisnis Aneka Camilan di Tuban Yang Beromzet Jutaan Rupiah

Meraup Cuan dari Usaha Tusuk Sate Jelang Idul Adha di Tuban

Renyahnya Gapit Saringembat, Cocok Jadi Suguhan Lebaran

Produk Konveksi Elegant T-shirt Tuban Tembus Papua

Berawal dari hal tersebut, saat ini usaha yang dirintisnya dari nol bersama dengan sang istri itu telah cukup dikenal oleh masyarakat luas dan telah dipasarkan ke berbagai daerah mulai di wilayah yang ada di Kabupaten Tuban hingga luar daerah. 

Dalam sehari, pria berusia 44 tahun ini bisa memproduksi sekitar 50 kilogram bahan baku mentah atau 500 bal kerupuk bawang dengan dibantu oleh tiga orang karyawan lainnya. 

"Masih lokal Tuban tapi ada permintaan dari temen di Bojonegoro, kalau di area pasar kita mencakup beberapa Kecamatan yaitu Semanding, Palang, Tuban dan Grabagan yang fokus disaya sendiri. Kalau yang di pusat grosir Tuban ada informasi sudah sampai di Paciran, di Kecamatan Jenu, Merakurak, Jenu juga ada," jelasnya. 

Selain itu, pria asal Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban ini mengaku kesulitan yang dihadapi olehnya dalam melakoni usaha tersebut adalah bahan baku yang kini melonjak tajam, sehingga ia kuwalahan untuk mengatasinya. 

Kendati demikian,  Widodo  mengatakan jika selama ini peran pemerintah dalam hal pendampingan usahanya tersebut dinilai sudah sangat maksimal, namun dari segi pemasarannya cenderung masih kurang. 

"Kalau peran pemerintah kalau berkenaan dengan pemasaran itu masih minim, tapi kalau berkenaan dengan proses pelatihan dan pendampingan itu luar biasa, tapi mungkin kurang ke pelosok-pelosok," ujarnya. 

Untuk satu kemasan kerupuk bawang yang diberi nama "Krupuk Ngebong" ini, Widodo membandrol dengan harga yang sangat murah yaitu Rp4 ribu untuk harga toko. Sedangkan untuk harga jual dipatok dengan harga Rp5 ribu, dan Rp3.5 ribu harga agen. 

Dengan demikian, pria ramah ini berharap kedepannya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban bisa mensuplay bahan baku kepada para pelaku usaha makanan serta dapat menstabilkan harga bahan pokok yang meroket di pasaran. 

"Semoga ke depan Harga bahan baku bisa stabil, sehingga pelaku usaha pendapatannya bisa maksimal dan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, karena kita juga menggunakan tenaga-tenaga kerja," imbuhnya. [Sav/Ali]

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS