Pemuda Lajang Rintis Budidaya Jamur di Lahan Bekas Tambang
Aly Duchroiny (29), pemuda lajang asal Dusun Mbecok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, memanfaatkan bekas lahan tambang batu kapur untuk budidaya jamur tiram.
Aly Duchroiny (29), pemuda lajang asal Dusun Mbecok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, memanfaatkan bekas lahan tambang batu kapur untuk budidaya jamur tiram.
Saat berada di Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban sesosok nenek yang dengan tenaga terbatasnya mampu mengeluarkan irama godog,gedog,gedog untuk memperoleh hasil kain yang mempunyai nilai ekonomis.
Yahya Abdillah (14), putra kedua dari pasangan Kholilurrahman (47) dan istri Zahzotun Nikmah (44) itu setiap harinya menimba ilmu di salah satu madrasah yang dinaungi oleh Yayasan Sunnatunnur, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban.
<span style="color: #ff9900;">-</span> Kali ini, Awak blokTuban.com bertandang ke rumah pria berusia sekitar 90 tahun yang berprofesi sebagai dukun patah tulang di Dusun Jambon, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding. Kakek yang dikenal dengan nama Tarmidin itu bermukim di daerah batuan kapur tak pelak dengan jalan terjal yang perlu kehati-hatian untuk melintasinya.
Kakek berusia 75 tahun itu pensiunan juru potong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH)/Kecamatan Jatirogo. Masrukin, itulah namanya. Saat blokTuban.com berkunjung di kediamannya, kakek itu tampak masih trengginas membersihkan lingkungan tempat ia mengabdi pada negara dulu selama 22 tahun.
Dengan semangat menumbuhkan minat baca masyarakat terutama siswa-siswi sekolah Dasar (SD) sampai tingkatan<br />umum salah satu guru les privat di Desa Wolutengah, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban merintis perpustakaan.
Menjadi kepuasan tersendiri yang tidak dapat dibeli ketika menempatkan hukum sebagaimana mestinya. Itulah yang menjadi kekuatan Vira Meyrawati Raminta berusaha sekuat tenaga dalam menjalani profesinya. Perempuan yang lahir dan berdomisili di Sidoarjo ini mengklaim mendedikasikan diri sebagai advokat sepesialis kekerasan anak dan perempuan dan menangani beberapa kasus di Tuban. Lantas bagaimana perjalanan Vira selama di Tuban?
Setiap orang punya alasan memilih masa depan. Begitu juga dengan Mohammad Taufiq Ibrahim (26), ketika memilih keluar sebagai honorer K-2 di Panti Cacat Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur di penghujung tahun 2013 lalu. Saat itu dia hampir diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Meski orang tua bekerja sebagai petani, namun niat Teuku Tegar Abadi untuk menjadi atlet tidak pernah padam. Menurutnya, terlahir sebagai anak petani bukanlah pilihan, melainkan suatu garis yang telah ditetapkan, tetapi demikian hal itu tetap menjadi semangat bagi pria kelahiran 18 tahun silam.
Siapa menyangka seorang atlet galah yang telah harumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional merupakan putra daerah Tuban. Dialah Teuku Tegar Abadi.