Asal usul Kelurahan Doromukti dan Sejarah Makam Dowo di Tuban

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia

blokTuban.com – Kelurahan Doromukti merupakan kelurahan di Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Kelurahan yang saat ini dipimpin oleh Lasma Sihiete (54 tahun) selaku Lurah Kelurahan Doromukti. Secara administratif memiliki jumlah penduduk sebesar 4.624 orang yang terdiri dari 2.254 laki-laki dan 2.370 perempuan serta terbagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dan 13 Rukun Tetangga (RT).

Kelurahan Gedongombo memiliki letak yang sangat strategis dengan luas wilayah kurang lebih 28.90 Ha yang berbatasan dengan 3 Kelurahan, yaitu sebelah selatan dan barat berbatasan dengan kelurahanSidorejo, Kemudian sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sidomulyo, dan sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Kebonsari. 

Menurut M. Madjuri (58 tahun) selaku Pengurus Yayasan Kelurahan Doromukti mengatakan, terkait asal usul Kelurahan Doromukti dahulunya adalah desa yang seiring berjalanya waktu berkembang menjadi kelurahan. 

“Jadi dulu itu masih desa belum kelurahan ya, dulu itu saya pernah dengar kalo posisi kantor desa itu berada di Jl. Basuki Rachmad yang masuk wilayah Doromukti bagian utara tahun berapa saya kurang tau, akhirnya di pindah di Jl. Gajahmada ini. Dan dulu Doromukti itu kecil sekali akan tetapi untuk saat ini semenjak menjadi kelurahan itu ada pembangunan pendopo dan ada bantuan dari pemerintah juga,” ujar pria 58 tahun tersebut saat diwawancarai, Selasa (06/06/2023).

Kompleks Makam Dowo di Kelurahan Doromukti, Kecamatan/ Kabupaten Tuban. (Foto: Lia/ bloktuban)

Di sisi lain Kelurahan Doromukti juga memiliki tempat bersejarah yaitu adanya Makam Dowo. Di mana Makam Dowo ini merupakan makam ulama dari Persia yang bernama Syekh Jalaluddin atau Syekh Jamaludin yang saat ini dimakamkan di pemakaman Kelurahan Doromukti, tepatnya di Jl. Wakhid Hasyim, Kelurahan Doromukti, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.

“Jadi beliau ini adalah salah satu penyebar agama Islam di Tuban dan termasuk waliyullah yang paling sepuh dan paling luman menurut KH Agoes Ali Masyhuri dari Sidoarjo. Dan beliau juga merupakan romo atau ayah dari Bupati Tuban ke-7 yaitu Syekh Abdurrahmanyang dijuluki dengan sebutan Aria Teja,” Paparnya.

“Nah menurut sejarah kenapa dinamakan Makam Dowo ini karena makam beliau ini dowo atau panjang hampir 5 meter kalo ga salah sekitar 4.7 meter,” imbuhnya.

Menurut M. Madjuri dahulunya masyarakat sekitar banyak yang meyakini bahwa makam tersebut adalah makam yang angker, bahkan ada beberapa orang yang mencari wesi aji (pusaka) di area makam tersebut.

Pintu masuk kompleks Makam Dowo di Kelurahan Doromukti, Kecamatan/ Kabupaten Tuban. (Foto: Lia/ bloktuban)

Diketahui terkait tradisi yang saat ini masih dilakukan penduduk Kelurahan Doromukti yaitu adanya tradisi manganan atau sedekah bumi yang masih aktif dilakukan setiap tahun sekali dengan cara ziarah ke makam leluhur dengan tujuan untuk mendoakan ahli kubur yang biasa dilakukan di Makam Dowo.

Lebih lanjut terkait UMKM Kelurahan Doromukti yang saat ini berjalan yaitu adanya UMKM rajut tas serta produksi keripik pisang yang diolah oleh masyarakat sekitar. Adapun yang menjadi produk unggulan Kelurahan Doromukti yaitu jamu gendong yang dijajahkan warga setempat.

Di sisi lain terkait agama penduduk Kelurahan Doromukti terdiri dari 5 agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Di mana mayoritas agama penduduk sekitar yaitu Islam, sedangkan mayoritas mata pencaharian penduduk Doromukti yaitu pedagang.[Lia/Dwi]

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.