Niat, Rakaat dan Bacaan Doa Usai Shalat Tahajud

Oleh: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Selain melaksanakan ibadah shalat wajib, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah salah satunya shalat tahajud.

Terdapat perbedaan antara shakat wajib dengan shalat sunnah. Perbedaan yang mudah dipahami yakni niat hingga rakaat pada shalat sunnah.

Keutamaan shalat tahajud yakni yang disebutkan dalam Al-Qur’an pada Surah Al Isra ayat 79 sebagai berikut:   

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً Ù„ÙŽÙƒÙŽ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا   

Artinya, "Dan dari sebagian malam shalat tahajudlah kamu (Muhammad ï·º) dengan membaca Al-Qur’an (di dalamnya) sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji" (QS al-Isra: 79).

Niat, Rakaat dan Doa Shalat Tahajud 

Rakaat pada shalat tahajud dikerjakan 2 rakaat yang diikuti dengan salam. Namun 2 rakaat ini terdapat hadits yangmana Rasulullah melaksnakan shalat tahajud hingga 13 rakaat. 

Seperti yang dikatakan pada hadits riwayat Ibnu ‘Abbas, dikutip dari NU Online:

كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka’at. ”

Tata cara shalat tahajud dapat disimak selengkapnya sesuai penjabaran berikut.

1. Mengucapkan niat shalat Tahajud:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى   

Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”   

2. Niat dalam hati bersamaan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sampai salam setelah dua rakaat.   

3. Setelah salam atau selesai seluruh shalat kemudian membaca doa:   

اَللهم رَبَّنَا Ù„ÙŽÙƒÙŽ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙŽ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙŽ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙŽ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم Ù„ÙŽÙƒÙŽ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ   

Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.   

Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ï·º itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” Doa ini dianjurkan dibaca seusai shalat tahajud. (HR Imam al-Bukhari dan Muslim)

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS