Uri-Uri Budoyo dan Wujud Syukur, Petani di Tuban Gelar Wiwit Padi

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Para petani di Desa/ Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban menggelar Wiwit Padi di tikungan tajam, yang terletak di RT/ RW 04/ 05. Tradisi ini, umumnya digelar oleh para petani menjelang masa panen. Namun, belakangan tradisi semacam ini sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. 

Selain sebagai bentuk rasa syukur para petani, kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah, kegiatan ini juga digelar dengan tujuan untuk uri-uri Budoyo (menghidupkan budaya), yang mulai ditinggalkan, agar tetap lestari di tengah masyarakat. 

Bambang Budiono, salah seorang tokoh pemuda di desa setempat, mengungkapkan jika tradisi wiwit padi sendiri, telah dilakukan oleh masyarakat selama dua kali dalam setahun. Pada saat menjelang masa panen. 

"Diikuti sekitar 70 petani dan warga sekitar. Kami juga mengundang Kadin Pertanian, Kadin Pariwisata, Bupati, Camat Plumpang, Kades, dan banyak seniman serta budayawan lainnya yang juga kita undang dalam kegiatan kali ini," ujarnya saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com, Rabu (5/10/2022). 

Menurutnya, dalam kegiatan yang sudah diselenggarakan sebanyak tiga kali secara massal ini, memiliki beberapa perbedaan dari Wiwit Padi yang diadakan sebelumnya. Pasalnya, kali ini ada beberapa kegiatan yang dikemas dengan berbeda.

"Perbedaan yang mencolok, kita juga mengadakan kirab, kita mengarak hasil bumi keliling desa. Terus kita nanti juga menjemput camat dan kepala desa, di Balaidesa Plumpang. Jadi kirab itu selain untuk mengarak hasil bumi, nanti kita juga secara simbolik akan minta izin ke Camat Plumpang dan Kades, untuk bisa melaksanakan Wiwit ini," sambungnya.

Sementara itu, perwakilan dari Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban, Duraji mengatakan bahwa hasil panen yang melimpah di Plumpang saat ini, patut untuk disyukuri bersama. Sebab menurutnya, saat ini kondisi di berbagai belahan dunia, diperkirakan terjadi krisis pangan. 

Terdapat beberapa makanan yang disediakan dalam acara tersebut, seperti tumpeng, lepet, kupat, hingga wayang golek yang ada merupakan simbol atau wujud rasa syukur dari masyarakat. 

"Ini juga sebagai budaya kearifan lokal. Jadi ini ada bentuk rasa syukur kita dan nanti malam dilanjutkan acara wayangan," ungkapnya. [Sav/Dwi]

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS