Perayaan Waisak, Umat Budha Tuban Doakan Indonesia Aman
Puluhan umat Budha di Kabupaten Tuban merayakan Hari Waisak 2562 BE/ Tahun 2018, dengan menggelar ritual sembahyang di Klenteng Kwan Sing Bio Jalan RE Martadinata, Kabupatan Tuban.
Puluhan umat Budha di Kabupaten Tuban merayakan Hari Waisak 2562 BE/ Tahun 2018, dengan menggelar ritual sembahyang di Klenteng Kwan Sing Bio Jalan RE Martadinata, Kabupatan Tuban.
Menerima darah saat transfusi jelas membatalkan puasa. Karena darah pada hakikatnya adalah tempat sari- sari makanan. Terutama pada bagian yang disebut plasma darah. Menerima darah sama hakikatnya dengan mendapatkan sari-sari makanan yang ini disamakan dengan makan dan minum yang membatalkan puasa.
Keadaan bangsa itu sama dengan keadaan individu. Sama-sama memiliki sifat lengah dan waspada.
Ini masih soal cerita kebiasaan gasab di kalangan santri. Dan, tokoh kita Zaid santri yang agak mbeling dan jahil ini yang menjadi korban, kena batunya dia.
Di dalam kitab Idhotun Nasyiin, Syekh Mustofa Al Ghalayani mengatakan, ia telah melakukan pengamatan terhadap tingkah atau sifat umat manusia dan melakukan penelitian tentang jiwa mereka. Dari situ ia memperoleh satu kesimpulan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak mengakui dirinya mulia.
Satu novelnya yang berjudul “Senyummu Adalah Tangisku” bahkan pernah diangkat ke layar lebar dengan pemeran Rano Karno dan Anita Carolina.
Di dalam kitab Idhotun Nasyiin, sang pengarang Syekh Musthafa Al-Ghalayani menceritakan, ada seorang rakyat pedalaman menghadap kepada Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.
Bagi santri, memasak sendiri bukan hal yang aneh. Biasanya, mereka memasak berjamaah. Bahan-bahan masakan didapat dengan urunan. Yakni, masing-masing santri menyumbang apa untuk memasak itu.
Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi, dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.
Zaid, tokoh santri kita ini memang sangat jahil dan iseng. Tak peduli tempat dan waktu, keisengannya selalu muncul. Namun, suatu saat dia kena batunya, saat Sang Guru menanggapi sifat jahilnya.