Pemkab Tuban Gandeng PT. Dua Kelinci Putus Mata Rantai Penjualan Kacang Tanah

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzki, S.E., bersama sekitar 2.000 petani dan tokoh masyarakat dari enam kecamatan—Palang, Tuban, Merakurak, Jenu, Tambakboyo, dan Kerek—menghadiri Panen Raya Kacang Tanah yang diselenggarakan di lahan sawah Poktan Karya Tani, Desa Cendoro, Kecamatan Palang, pada Senin (2/9).

Lahan ini dikenal sebagai inshop dan demplot MCL dengan varietas lokal Tuban yang sudah terdaftar, menghasilkan provitas 6,9 ton/ha (kacang basah).

Dalam acara tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Tuban, Eko Julianto, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari misi kedua Pemkab Tuban, yaitu meningkatkan nilai tambah ekonomi berbasis pemberdayaan dan ekonomi kerakyatan, dengan fokus utama pada peningkatan produktivitas pertanian. 

"Hal ini juga sejalan dengan arahan Menteri Pertanian pada Musrenbangtannas tanggal 12 Juli 2023 untuk menjaga produktivitas pangan di tengah ancaman El Nino," katanya. 

Panen raya ini juga menjadi momen untuk mengapresiasi Bupati Lindra atas perhatiannya terhadap sektor pertanian di Tuban. 

Dalam tiga tahun terakhir, Pemkab Tuban telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp70 miliar untuk sektor pertanian, berada di bawah prioritas pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan perhubungan.

“Berkat dukungan ini, dalam tiga tahun terakhir Kabupaten Tuban telah berhasil membangun Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 109,130 km (36,4 km per tahun), jaringan irigasi tersier (JIT) sepanjang 7,25 km, dan menyediakan 45 unit sumur bor, yang semuanya mendukung Tuban sebagai lumbung pangan nasional,” jelas Eko Julianto.

Eko Julianto juga menyampaikan bahwa Kabupaten Tuban mencatat produksi kacang tanah melimpah pada tahun 2023, dengan hasil 20.788 ton dan provitas 1,727 ton/ha (ose kering). 

Selain itu, produksi jagung Tuban menjadi yang terbesar di Jawa Timur dengan 778.477 ton JPK, dan produksi padi berada di posisi kelima di Jawa Timur dengan 501.741 ton GKG.

Namun, Eko Julianto juga mengakui bahwa harga jual kacang tanah masih kurang kompetitif, menjadi tantangan bagi petani. 

Menanggapi hal ini, Bupati Lindra telah menginstruksikan dinas terkait untuk mencari solusi, salah satunya dengan memutus mata rantai penjualan melalui keterlibatan PT. Dua Kelinci yang akan menampung dan membeli hasil produksi kacang tanah petani Tuban.

“Solusi lainnya adalah memfasilitasi sertifikasi benih varietas lokal Tuban melalui UPT Sertifikasi Benih Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, untuk meningkatkan harga jual,” tambahnya.

Dalam sambutannya, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzki, yang akrab disapa Mas Lindra, menyampaikan apresiasi tinggi kepada para petani yang telah berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan daerah.

Bupati Lindra menyatakan bahwa selain kerja keras para petani, diperlukan kolaborasi berbagai pihak untuk memajukan sektor pertanian di Tuban. 

“Kolaborasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan pertanian ke depan. Kita harus bersatu untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ujarnya.

Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, Mas Lindra juga menekankan pentingnya inovasi dan pemanfaatan teknologi. Menurutnya, teknologi modern dapat membantu petani meningkatkan hasil panen dan efisiensi kerja. 

“Petani harus berani berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru agar hasil pertanian semakin optimal, tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas,” tambahnya.

Mas Lindra juga membahas pentingnya memberikan nilai tambah pada hasil pertanian dengan mengolah produk menjadi bernilai tinggi agar petani dapat meningkatkan pendapatan. 

“Jika bapak bekerja di pertanian, mungkin anggota keluarga lainnya bisa mengolah sebagian hasil pertanian menjadi produk jadi yang bernilai tambah,” kata Bupati Lindra.

[Ali/Rof]