Terima Keluhan Soal Penyaluran BPNT, Ketua Komisi IV DPRD Tuban Agendakan Rapat Kerja

Reporter : Sri Wiyono

blokTuban.com - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tuban Hj. Tri Astuti mengagendakan rapat kerja dengan dinas terkait soal penyaluran BPNT. Sebab, saat melaksanakan reses di Desa Kebomlati Kecamatan Plumpang, Tri Astuti mendapat keluhan tentang penyaluran BPNT tahun 2022 yang di salurkan melalui PT. Pos Indonesia dalam bentuk uang tunai.

Tri Astuti memang sedang melaksanakan reses untuk menyerap aspirasi masyarakat di dapil dua yang meliputi Kecamatan Palang, Plumpang dan Widang. 

Pencairan BPNT melalui Kantor Pos, memang dimaksudkan untuk percepatan dan agar segera bisa dimanfaatkan masyarakat sesuuai kebutuhan. Namun, ada beberapa kendala di lapangan. Salah satunya, jumlah penerima berkurang sangat banyak. Di antara KPM yang tadinya menerima, tidak menerima lagi saat pencairan kali ini. 

Selain itu, agen E-Warung yang semula melayani KPM dengan menyediakan kebutuhan pokok, sekarang tidak lagi beroperasi,  sehingga berdampak pada pendapatannya.

“Hal ini akan segera kami klarifikasikan dalam rapat kerja dengan Dinas Sosial P3A dan PMD,” ujar Tri Astuti.

Selain itu, anggota DPRD asal Plumpang ini juga membagikan sembako kepada masyarakat berupa beras dan minyak goreng. Politisi asal Gerindra itu menyampaikan,  hatinya terketuk karena kelangkaan minyak goreng di pasaran. Pada kegiatan yang sekaligus memperingati Israk Mikraj itu Tri Astuti membagikan 200 paket sembako.

 “Saya prihatin, dan hal ini senyampang dengan keluhan masyarakat tentang sulitnya mendapatkan minyak goreng,” tambah dia.

Dia mengatakan, minyak goreng merupakan salah satu komoditas penting yang dibutuhkan masyarakat setiap harinya. Selain itu, kenaikan harga minyak goreng dan sulitnya mendapatkan barang tersebut dikhawatirkan akan mendorong inflasi.

Secara umum yang tentunya akan berdampak pada beberapa sektor seperti industri makanan, rumah tangga dan semua produksi yang menggunakan bahan baku minyak goreng.

“Harus ada pemantauan lapangan yang terkait pendistribusian dan harga tertinggi yang telah ditetapkan pemerintah,” pintanya.

Astuti menceritakan, bahwa dia sendiri pernah mengalami saat belanja di salah satu toko modern di Tuban, banyak rak-rak kosong. Dan hanya diperbolehkan membeli minyak goreng dan gula dibatasi maksimal satu kilogram.

Namun, di medsos sejumlah pihak ada yang menawarkan barang, hingga dia membeli pada akhirnya terkumpul dengan jumlah yang dibagikan itu.

“Alhamdulillah, akhirnya bisa sedikit membantu masyarakat dalam hari peringatan Israk Mikraj ini,” tandas Tri Astuti.[ono]