Peserta Khitan: Dari Tertawa Sampai Menangis

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Berkhitan merupakan pengalaman yang tak mungkin terlupakan bagi seorang muslim. Menjadi wajar, apabila peserta khitanan massal dalam rangka Haul Agung Syech Maulana Ibrahim Asmoroqondi pun menunggu giliran dengan harap-harap cemas.

Meski sebagian besar peserta menunggu giliran dengan tegang. Tapi, anak-anak itu punya beragram ekspresi ketika sudah berada di hadapan calak (tukang khitan).

[Baca juga:  Pagi Ini, Khitanan Masal di Haul Asmoroqondi ]

"Awalnya takut, tapi setelah dipotong ternyata tidak sesakit seperti yang saya pikir," kata Irvan (12), peserta khitan asal Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.

Irvan, dan beberapa peserta lain justru terlihat tertawa. Begitu pisau calak mengiris organ vital mereka. Usai khitan, mereka langsung dibawa keluarganya istirahat di serambi masjid setempat.

Tidak jarang terlihat para peserta menangis. Rata-rata mereka menangis justru ketika baru di hadapan calak, bukan ketika organ vital mereka dipotong.

"Iya Mas, ada yang menangis karena takut. Bukan karena kesakitan," kata Waidi (36), seorang wali khitan kepada blokTuban.com.

Khitanan massal dalam rangka Haul Agung Syech Maulana Ibrahim Asmoroqondi merupakan agenda tahunan. Tahun ini, selain khitan gratis peserta juga mendapat baju koko, sarung, peci, dan juga uang saku. [pur/ito]