Himpitan Ekonomi, Diduga Picu Tingginya Kriminalitas

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Himpitan ekonomi di tengah tingginya harga kebutuhan pokok menjadi salah satu pemicu kian banyaknya tindak kriminalitas
yang terjadi belakangan ini. Di Kecamatan Singgahan misalnya, rata-rata penyebab terjadinya tindak kriminal diduga berlatar belakang
ekonomi.

Data yang berhasil dihimpun blokTuban.com, mengenai jumlah tindak kriminal di tahun 2016 menyebutkan, di awal tahun 2016 yang lalu,
Polsek Singgahan disambut dengan 1 kasus pencurian diesel di Desa Tingkis.

Kasus selanjutnya adalah 1 kejadian penganiayaan di Desa Seringembat pada bulan April. Kemudian di bulan yang sama juga terjadi satu kali
orang meninggal secara mendadak di kawasan hutan petak 10a RPH Mulyoagung.

"Di bulan Mei, Polsek Singgahan berhasil mengungkap dua kasus peredaran karnopen di Desa Mulyoagung dan saat ini sudah diajukan ke
pengadilan Negeri Tuban," terang Kapolsek Singgahan, AKP Totok Wijianarko kepada blokTuban.com.

Polisi berpangkat tiga balok dipundak itu menambahkan, kasus berikutnya yaitu pada bulan September terdapat satu kasus pengambilan
pasir kwarsa di lokasi hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang, dalam hal itu Perhutani. Lokasi kejadian tersebut berada di RPH
Bakalan, petak 40g Dusun Banyubang, Desa Mulyoagung.

Kemudian lanjutnya, di bulan November dan Desember tejadi dua tindak pencurian kayu jati dan satu pencurian dengan pemberatan.
Ketiga-tiganya terjadi di tempat yang berbeda.

"Pencurian kayu jati terjadi di petak 58b kawasan KRPH Kedungjambe dan di KRPH Mulyorejo. Sedangkan pencurian dengan pemberatan terjadi di Desa Tanggir," Totok sapaan akrabnya memaparkan.

Di penghujung tahun 2016, Totok menuturkan, Polsek Singgahan berhasil menyelesaikan satu tindak kriminal yang dilaporkan warga Desa
kedungjambe berdasarkan kasus memaksa orang lain melakukan sesuatu dengan ancaman kekerasan.

Dari beberapa kasus yang terjadi, ia menyebutkan, tindak kriminalitas di Kecamatan Singgahan masih didominasi motif persoalan ekonomi. Salah satunya terlihat dari banyaknya pelaku kejahatan, motivasinya untuk memenuhi kebutuhan perut.

"Kebanyakan motif pelaku melakukan tindak kriminal, lantaran demi menyambung hidup," pungkasnya. [rof/rom]