Laga semi final Bupati cup 2016 berlangsung sengit saat kesebelasan Merakurak harus berhadapan dengan kesebelasan Tambakboyo, permainan pun harus berakhir imbang hingga babak kedua turun minum dan dilanjutkan adu penalti bagi kedua tim kesebelasan.
Laga perempat final antara kesebelasan tim dari Kecamatan Merakurak melawan tim kesebelasan Kecamatan Tambakboyo harus berakhir dengan drama adu penalti, setelah kedua tim bertahan dengan angka 2-2 hingga babak kedua turun minum.
Pertandingan Semi final piala Bupati cup antara kesebelasan Kecamatan Tambakboyo melawan kesebelasan dari Kecamatan Merakurak diwarnai insiden kerusuhan, hal tersebut dipicu oleh beberpa faktor yang terjadi di lapangan selama pertandingan serta emosi masa yang tak terelakkan.
Pertandingan Semi final piala Bupati cup antara kesebelasan Kecamatan Tambakboyo melawan kesebelasan dari Kecamatan Merakurak diwarnai insiden kerusuhan, hal tersebut dipicu oleh beberpa faktor yang terjadi di lapangan selama pertandingan serta emosi masa yang tak terelakkan. Pada saat laga berlangsung terdapat 2 kartu merah yang diberikan wasit untuk kesebelasan tim Merakurak, kartu merah diberikan kepada pemain bernomor punggung 15 Slamet pada menit 38 dan pemain nomor punggung 9 Ery P pada menit 74. Hal tersebut yang memicu terjadinya kericuhan pada pertandingan semi final dilaga ini, hingga membuat official kedua tim harus turun memberikan pengarahan kepada masing-masing pemain.
Pertandingan Semi final piala Bupati cup antara kesebelasan Kecamatan Tambakboyo melawan kesebelasan dari Kecamatan Merakurak diwarnai insiden kerusuhan, hal tersebut dipicu oleh beberpa faktor yang terjadi di lapangan selama pertandingan serta emosi masa yang tak terelakkan.
Kabar gembira sempat diterima Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kembangbilo 02, pada tahun sebelumnya hendak mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) atau dana renovasi untuk bangunan yang didirikan pada tahun 70-an tersebut. Namun, buncah bahagia yang dirasakan pupus lantaran dana yang hendak dialokasikan dibatalkan.
Terminal Kambang Putih yang dibangun di tepi laut Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, kini nyaris kosong tak terurus. Tempat yang dibangun mempergunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2005, dan diresmikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada tahun 2006 lalu terkesan nyaris tanpa penghuni, bisa dibilang terminal hantu. Hanya ada sesekali kendaraan yang keluar masuk di tempat ini. Itu pun hanya sekadar transit untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Pantauan blokTuban.com, banyak infrastruktur di tempat ini yang mengalami kerusakan parah. Di antaranya adalah plafon ambrol, dinding bangunan retak, serta puluhan kios yang kosong dan ada sebagian yang tidak mempunyai pintu lagi.
Seiring hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2016 ini, semenjak 2015 lalu telah dilakukan proteksi terhadap tenaga kerja. Proteksi dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan bersertifikasi. Dalam pelaksanaannya Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans)
Terminal Kambang Putih, yang dibangun di tepi laut Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, kini nyaris kosong tak terurus. Tempat yang dibangun mempergunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2005, dan diresmikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada tahun 2006 lalu terkesan nyaris tanpa penghuni.
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi(Dinsosnakertrans) menyatakan jumlah pencari kerja di Kabupaten Tuban pada tahun 2015 mencapai 4.590. Angka terebut cukup tinggi lantaran setiap tahun setiap jenjang pendidikan meluluskan anak didik.