Reporter : Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com – Petani di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo menghadapi ancaman kegagalan panen setiap musim hujan tiba. Banjir, yang sering melanda area ini, menjadi kekhawatiran utama para petani dibandingkan kekeringan, meski air irigasi dari Bengawan Solo tersedia sepanjang tahun.
Kegagalan panen tidak hanya mengancam ketahanan pangan lokal, namun juga regional, mengingat Kabupaten Tuban merupakan salah satu lumbung pangan Jawa Timur dan nasional.
Perubahan iklim menyebabkan ketidakpastian pola curah hujan, sehingga akses informasi cuaca menjadi kebutuhan penting bagi petani dalam menentukan waktu tanam.
Untuk menjawab tantangan ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Sunan Bonang (Unang) Tuban hadir membantu petani melalui program pemberdayaan berbasis masyarakat.
Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun Anggaran 2024.
Dengan topik "Penguatan Inisiatif Petani dalam Adaptasi Perubahan Iklim Secara Kolaboratif", program ini melibatkan Tim Dosen Fakultas Pertanian Unang yang diketuai oleh Dhina Mustikaningrum, S.P., M.P., serta anggota Suprayitno, S.T.P., M.P., dan Dr. Kristiawan, S.P., M.M. Selain itu, dua mahasiswa, Wella Nur Fadillah dan Malia Nur Safitri, turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Tim pengabdian merangkul Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Sekar Padi Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang, sebagai mitra utama. Kegiatan yang dimulai sejak Juli 2024 ini diawali dengan analisis potensi dan masalah yang dihadapi petani, serta diakhiri dengan identifikasi pihak-pihak terkait yang berpotensi mendukung upaya adaptasi perubahan iklim.
Salah satu langkah konkret dari program ini adalah memfasilitasi petani untuk mengakses informasi prakiraan cuaca melalui kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban. Diharapkan, akses ini dapat membantu petani membuat keputusan lebih tepat terkait pola tanam mereka.
Ali Maskuri, Ketua HIPPA Sekar Padi Desa Bandungrejo, mengapresiasi inisiatif ini. “Kegiatan ini sangat membantu kami dalam menentukan waktu tanam padi. Keputusan ini penting, terutama untuk mengantisipasi banjir yang sering terjadi di puncak musim hujan, serta ledakan hama yang biasanya datang bersamaan,” ujarnya, Sabtu (5/10/2024).
Program pengabdian ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi petani Tuban dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut. [Rof/Ali]