Penguatan Kearifan Lokal “Kebun Pengantin Samawa” Guna Menjaga Kelestarian Alam Desa Purworejo Tuban

Oleh: Said Ansori

blokTuban.com - Purworejo adalah salah satu desa yang berada di kecamatan jenu kabupaten tuban. Desa Purworejo memiliki wisata yang kini sedang ramai di kunjungi banyak wisataman, yaitu Pantai dermaga. Tidak hanya mempunyai potensi wisata yang indah Desa Purworejo juga memiliki tradisi kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi yaitu setiap calon pengantin dari desa purworejo diharuskan menyumbangkan 1 kursi yang nantinya akan ditaruh balai desa.

Seiring dengan perkembangan zaman tradisi tersebut perlahan mulai ditinggalkan oleh Masyarakat desa purworejo khususnya calon pengantin, salah satu pengurus Desa Purworejo yaitu Ibu Masmuah yang menjabat sebagai anggota PKK dan Kepala TK PUTRA PKK bersama suaminya bapak jamal yang saat ini menjabat sebagai PPN (Pegawai Pencatat Nikah) berinisiatif untuk mengajak Masyarakat Desa Purworejo untuk bersama sama melestarikan kerifan lokal, dengan cara meminta bibit pohon buah kepada calon pengantin yang nantinya akan menjadi cikal bakal adanya kebun pengantin samawa.

Nama “samawa” berasal dari akronim Bahasa arab yaitu Sakinah Mawaddah Warahmah,” yang melambangkan harapan akan kebahagiaan dan keberkahan dalam kehidupan rumah tangga. Setiap pohon yang tumbuh di kebun ini diharapkan dapat mencerminkan doa dari pasangan yang menanamnya.  Kebun pengantin samawa ini terletak di Dusun Pereng Desa Purworejo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, tepatnya di RT 01 RW 01. Kebun ini memiliki luas 1933 meter persegi.

Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan pasangan suami istri, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi lingkungan. Desa Purworejo seringkali mengikuti lomba lingkungan, salah satunya adalah lomba kampung idaman berseri Tingkat kabupaten yang bertujuan untuk mengondisikan taman edukasi lingkungan. Desa purworejo masuk nominasi kampung idaman terbaik dan mengikuti lomba Tingkat nasional dengan di support oleh PT. TPPI.

Di Lokasi kebun pengantin terdapat surau atau yang biasa disebut petilasan sumigit, tempat ini disakralkan penduduk setempat karena dianggap dulu menjadi tempat bemusyawarahnya para Wali di Desa Purworejo. Di petilasan   sumigit terdapat batu napak tilas yang dipercaya jika ada yang mengambil batu tersebut akan mendapatkan gangguan ghoib dan disuruh untuk mengembalikan batu tersebut ketempat semula.

Gebrakan tersebut akhirnya disetujui kepala Desa Purworejo bapak Muqsamiadi sehingga dibuatlah Peraturan Desa, di mana setiap calon pengantin Masyarakat lokal Desa Purworejo harus memberikan kenang-kenangan berupa bibit pohon buah yang ditanam sendiri oleh calon pengantun atau disetorkan kepada Ibu Masmuah (Sie Lingkungan PKK).

Di kebun pengantin samawa saat ini terdapat sekitar 5 jenis vegetarian, diantaranya: (1) Jeruk Sambal (Cytrus Amblycarpa), (2) Belimbing (Averhoa Carambola), (3) Jambu Air (Syzygium Aqueum), (4) Jambu Crystal (Psidium Aqueum), (5) Kelengkeng (Dimocarpus Longan). Dan ada sekitar 14 pohon buah yang sudah ditanam.

Kearifan lokal kebun pengantin samawa yang terletak di Desa Purworejo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban ini, jika ditafsirkan sama halnya dengan Gembok Cinta yang terletak di Korea Selatan. Di mana objeknya adalah untuk melambangkan cinta mereka. Begitupula dengan setiap pohon yang ditanam, kebun pengantin samawa menjadi saksi bisu dari cinta dan harapan yang tumbuh subur di hati para pengantin. Pohon pohon tersebut menjadi simbol hidup dari janji setia dan harapan akan kehidupan rumah tangga yang harmonis, Sejahtera dan penuh berkah sesuai dengan makna samawa.

Berdasarkan hasil wawancara kepada tokoh Masyarakat, Ibu Masmuah mengatakan “kemarin di desa ikut lomba kemudian muncul ide ide itu, awalnya lomba kabupaten, akhirnya ada taman edukasi”. dengan adanya lomba proklim tingkat nasional itu akhirnya untuk menjaga kita menambah pohon dgn investasi dari calon pengantin (di lokasi semigit) untuk mempertahankan kesakralan tempat dan mencoba melestarikan tempat tersebut agar tidak hilang. edulu bangunan nya kayu dan disebelahnya lahan kosong”. Imbuh Bu Masmuah.

Bapak Muksamiadi, selaku Kepala Desa Purworejo mengatakan “Selain sebagai bukti cinta bagi para caalon pengantin, Gerakan kebun pengantin ini sebagai bentuk untuk melestarikan alam, karena di Desa Purworejo ini merupakan Kawasan pabrik yang mana rawan akan kegersangan dan perubahan iklim yang tidak sehat”.