Perceraian di Tuban, Apakah Kurangnya Nafkah Jadi Pemicu Utama?

blokTuban.com - Fenomena perceraian di Tuban yang dipicu oleh kurangnya nafkah menunjukkan betapa rentannya institusi keluarga di tengah tekanan ekonomi yang semakin berat. Kasus ini bukan hanya mencerminkan masalah individu, tetapi juga mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Kebutuhan finansial memang menjadi salah satu pilar utama dalam rumah tangga, namun ketika nafkah menjadi satu-satunya tolok ukur kebahagiaan dan keutuhan keluarga, maka kita melihat adanya pergeseran nilai dalam masyarakat. Dalam konteks ini, perceraian dianggap sebagai solusi ketika kebutuhan material tidak terpenuhi. Ini menjadi refleksi bagaimana masyarakat kita semakin materialistis dan bergantung pada stabilitas ekonomi untuk mempertahankan hubungan keluarga.

Namun, di balik keputusan para istri untuk bercerai, ada pertanyaan yang lebih mendalam tentang peran komunikasi, rasa saling pengertian, dan kerja sama dalam rumah tangga. Apakah perceraian ini sepenuhnya disebabkan oleh faktor ekonomi, atau ada masalah-masalah lain yang lebih mendasar? Jika hanya masalah nafkah yang menjadi alasan, maka ini menunjukkan kurangnya mekanisme komunikasi yang efektif antara suami dan istri untuk mencari solusi bersama.

Lebih jauh lagi, kasus ini menggarisbawahi pentingnya dukungan ekonomi dan sosial dari pemerintah atau masyarakat untuk keluarga-keluarga yang berada dalam kesulitan. Program-program yang mendukung pemberdayaan ekonomi keluarga, pelatihan keterampilan, dan edukasi tentang manajemen keuangan sangat diperlukan untuk mencegah masalah serupa di masa depan.

Pada akhirnya, masalah perceraian akibat kurangnya nafkah bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan intervensi yang lebih luas dari masyarakat dan pemerintah. Kita perlu kembali menegaskan pentingnya nilai-nilai kebersamaan, pengertian, dan dukungan dalam rumah tangga agar institusi keluarga tetap kuat, meski di tengah tantangan ekonomi yang berat.

Penulis: Nabil Makarim Shibghotullah, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Tuban Prodi Manajemen.