Pentingnya Pendekatan Positif dalam Menilai Kemajuan Anak di Sekolah

Oleh: Ahmad Shofiyuddin*

blokTuban.com - Pendidikan adalah fondasi penting dalam perkembangan anak. Di dalamnya, sekolah menjadi lingkungan utama di mana anak belajar, tumbuh, dan berkembang. Namun, terlalu sering, penilaian terhadap kemajuan anak di sekolah hanya berfokus pada nilai rapot. 
Sedangkan penerimaan rapor anak merupakan momen penting dalam kehidupan pendidikan mereka, di mana hasil belajar mereka selama satu semester dievaluasi dan diberikan umpan balik. Dalam proses ini, pendekatan orang tua atau wali sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. 

Salah satu pendekatan yang sangat dianjurkan adalah pendekatan positif. Pendekatan ini tidak hanya membangun hubungan yang sehat antara anak dan orang tua, tetapi juga berdampak positif pada motivasi dan prestasi akademis anak. Berikut ini akan dibahas mengenai pentingnya pendekatan positif dalam penerimaan rapor anak.

Fokus pada Proses Belajar

Pendidikan bukan sekadar tentang angka-angka di rapor, tetapi juga mengenai proses pembelajaran yang mendalam dan berkelanjutan. Saat kita berbicara mengenai anak-anak dan pendidikan, fokus pada proses belajar mereka merupakan hal yang sangat penting karena itulah fondasi utama dalam membentuk pemahaman, keterampilan, dan karakter mereka.

Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang unik (Becker, I: 2023). Beberapa mungkin menunjukkan kecerdasan dalam menghafal, sementara yang lain lebih baik dalam memahami konsep-konsep abstrak atau menerapkan pengetahuan dalam konteks praktis. Penting bagi kita sebagai orang tua dan pendidik untuk tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga memperhatikan bagaimana mereka mencapai pencapaian tersebut.

Proses belajar anak mencakup berbagai aspek, seperti ketekunan dalam menghadapi tantangan, kreativitas dalam menyelesaikan masalah, dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai metode pembelajaran. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk memahami konsep matematika tertentu, tetapi dengan penerapan pendekatan yang sesuai dan dukungan yang tepat, mereka bisa memperoleh pemahaman yang mendalam dan kokoh.

Selain itu, proses belajar juga mencakup pengembangan keterampilan sosial dan emosional (Thomas Kramer: 2023). Anak-anak belajar bagaimana berinteraksi dengan teman sekelas, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang dewasa di sekitar mereka. Semua ini merupakan bagian penting dari pendidikan holistik yang tidak bisa diukur secara langsung melalui tes atau nilai akademis.

Sebagai orang tua dan pendidik, kita memiliki peran yang besar dalam mendukung proses belajar anak-anak. Mendengarkan dan mengamati mereka dengan seksama, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mengidentifikasi kekuatan serta kebutuhan mereka adalah langkah-langkah yang sangat berarti. Bukan hanya prestasi akademis yang penting, tetapi juga bagaimana anak-anak belajar mengeksplorasi dunia dan mengembangkan potensi mereka secara penuh.

Apresiasi Usaha 

Apresiasi terhadap usaha ini tidak hanya memberikan mereka dorongan moral, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai ketekunan dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Bagaimana kita dapat mengenali dan mengapresiasi usaha anak dengan cara yang tepat? Perhatikan proses belajar mereka. Tanyakan kepada anak tentang bagaimana cara mereka belajar, tantangan apa yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka berhasil mengatasi hal tersebut. Ini membantu kita melihat gambaran lebih lengkap tentang upaya yang mereka investasikan dalam pendidikan mereka.

Lalu, berikan pujian yang spesifik. Daripada hanya berkata "selamat," cobalah untuk mengapresiasi usaha mereka secara khusus. Misalnya, "Saya melihat kamu sangat gigih belajar matematika akhir-akhir ini, dan saya bangga melihat perbaikan yang kamu tunjukkan dalam menyelesaikan soal-soal sulit."

Apresiasi terhadap usaha anak tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri mereka tetapi juga memotivasi mereka untuk terus berusaha keras (Brown, Casey C.,: 2022). Ketika anak merasa bahwa usaha mereka dihargai, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan menghadapi tantangan berikutnya dengan semangat yang tinggi.

Sebagai orang tua dan pendidik, kita memiliki peran penting dalam tidak hanya mendukung perkembangan akademis anak-anak kita, tetapi juga dalam menghargai dan mengapresiasi setiap langkah kecil dan usaha besar yang mereka lakukan di sepanjang perjalanan pendidikan mereka. Dengan memberikan apresiasi yang tulus terhadap usaha anak, kita membantu membangun fondasi yang kuat bagi keberhasilan mereka di masa depan, baik dalam dunia akademis maupun kehidupan secara keseluruhan.

Bicarakan tentang Perkembangan

Perkembangan anak merupakan perjalanan yang kompleks dan penuh dengan pencapaian serta tantangan yang penting bagi setiap individu. Sebagai orang tua dan pendidik, kita sering kali tertarik pada prestasi akademis anak-anak kita, seperti nilai-nilai yang tertera dalam rapot mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa perkembangan anak jauh lebih luas daripada sekadar angka-angka ini.

Salah satu aspek utama dari perkembangan anak adalah perkembangan fisik mereka. Dari saat lahir hingga masa remaja, anak-anak mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan, tidak hanya dalam ukuran tubuh mereka tetapi juga dalam kemampuan motorik dan koordinasi. Mereka belajar untuk merangkak, berjalan, dan kemudian berlari, sambil mengasah keterampilan halus seperti menulis dan menggambar. Proses ini memerlukan koordinasi otot yang semakin baik serta pemahaman yang lebih mendalam tentang kemampuan fisik mereka sendiri.

Selain itu, perkembangan kognitif juga sangat penting dalam membentuk individu. Anak-anak mengalami perkembangan kognitif yang pesat, yang mencakup kemampuan mereka untuk memahami, berpikir, dan memecahkan masalah. Mereka belajar untuk mengidentifikasi pola, memperoleh bahasa, dan memecahkan masalah secara mandiri. Proses ini mendasari kemampuan mereka dalam mempelajari keterampilan akademis, seperti membaca, menulis, dan berhitung, yang sering kita nilai dalam rapot mereka.

Namun, perkembangan sosial dan emosional anak juga tidak boleh diabaikan. Anak-anak belajar untuk berinteraksi dengan orang lain, memahami perasaan dan emosi mereka sendiri serta orang lain, dan membangun hubungan sosial yang sehat. Proses ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar mereka, termasuk keluarga, teman sebaya, dan komunitas di mana mereka hidup.

Dorong untuk Membuat Rencana Perbaikan

Saat berbicara dengan anak tentang nilai rapot mereka, sorotilah bahwa nilai tersebut hanyalah hasil akhir dari proses pembelajaran yang lebih besar. Ajak anak untuk merefleksikan proses belajar mereka: apa yang telah mereka pelajari, bagaimana mereka menghadapi tantangan, dan apa yang dapat diperbaiki untuk masa depan.

Setelah melihat nilai-nilai spesifik, bicarakan dengan anak tentang area-area di mana mereka telah berhasil dan di mana mereka masih perlu meningkatkan. Fokuskan perhatian pada kekuatan mereka untuk membangun kepercayaan diri, sambil mengidentifikasi tantangan yang dapat dihadapi bersama.

Ajak anak untuk membuat rencana tindakan yang konkret untuk meningkatkan prestasi mereka di bidang-bidang tertentu. Dorong mereka untuk menetapkan tujuan yang realistis dan terukur, serta langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mencapainya. Contoh langkah ini termasuk mengatur jadwal belajar, meminta bantuan dari guru atau teman sekelas, atau bahkan mengikuti kursus tambahan jika diperlukan.

Sebagai orang tua atau pendidik, berikan dukungan yang kuat namun juga berikan bimbingan tanpa menekan. Anak perlu merasa didukung untuk berusaha lebih baik, bukan hanya ditekan karena nilai tertentu. 
Dukungan emosional dan mental dari orang tua atau guru sangat penting dalam membantu anak mengatasi rasa frustasi atau kekecewaan. 

Setelah menetapkan rencana perbaikan, penting untuk terus memantau kemajuan anak. Buatlah jadwal untuk mengevaluasi bersama-sama bagaimana rencana tersebut berjalan. Perhatikan pencapaian kecil yang dapat memotivasi anak untuk terus berusaha.

Berikan Dukungan Emosional

Salah satu aspek yang sangat penting namun sering terabaikan adalah memberikan dukungan emosional yang kuat. Dukungan ini memainkan peran krusial dalam membentuk kepribadian mereka, mengelola stres, dan membangun kemandirian. Memberikan dukungan emosional juga berarti menunjukkan kepada anak bahwa mereka diterima apa adanya. Ini mencakup memberikan kasih sayang, memuji prestasi mereka, serta mengakui upaya keras mereka dalam belajar. Hal ini membangun kepercayaan diri dan motivasi internal.

Setiap anak menghadapi tantangan yang unik dalam perjalanan akademis mereka. Sebagai orang tua atau pendidik, penting untuk memahami tekanan dan tantangan yang mereka alami. Dukungan dapat berupa membantu mereka mengatasi kesulitan, memberikan bimbingan saat diperlukan, atau sekadar memberikan dorongan moral saat mereka merasa putus asa.

Mendengarkan bukan hanya sekedar mendengar apa yang dikatakan anak, tetapi juga mencoba memahami perasaan dan pikirannya. Anak-anak sering kali mengungkapkan kekhawatiran atau kebingungan melalui sinyal non-verbal mereka. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati membantu mereka merasa didengar dan dihargai.

Lingkungan di rumah dan di sekolah memainkan peran penting dalam memberikan dukungan emosional. Menciptakan lingkungan yang aman, positif, dan mendukung membantu anak merasa nyaman untuk berekspresi dan belajar dari kesalahan mereka. Hal ini menciptakan suasana di mana anak merasa didukung secara emosional dalam upaya mereka untuk tumbuh dan berkembang.

Salah satu hal terpenting yang dapat diajarkan kepada anak adalah keterampilan untuk mengelola emosi mereka sendiri. Ini melibatkan pengenalan dan pemahaman akan emosi mereka, serta strategi untuk menghadapi stres atau ketegangan yang mungkin mereka alami. Dengan mengajarkan keterampilan ini, kita membantu anak membangun kecerdasan emosional yang kuat.

Tetapkan Harapan yang Realistis

Harapan yang realistis berarti mengakui bahwa setiap anak memiliki batasannya sendiri. Ini tidak berarti menetapkan standar yang rendah, tetapi lebih tentang menyesuaikan harapan dengan potensi dan keadaan unik anak tersebut. Misalnya, jika anak memiliki kesulitan dalam matematika, harapan bisa fokus pada peningkatan perlahan dari waktu ke waktu daripada mencapai nilai tertentu secara langsung.

Memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri dan mengembangkan kemandirian dalam belajar adalah kunci untuk membangun motivasi intrinsik. Orang tua dapat mendukung ini dengan menyediakan sumber daya yang tepat dan memberikan dorongan positif.

Setiap keberhasilan dan kegagalan merupakan peluang untuk belajar. Mengajarkan anak untuk mengatasi kegagalan dengan cara yang positif dan membangun kepercayaan diri dari setiap prestasi adalah bagian integral dari pendidikan yang holistic. Menetapkan harapan yang realistis bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang berpusat pada anak dan penghargaan terhadap kemajuan mereka, orang tua dapat membantu menciptakan lingkungan di mana anak dapat berkembang secara optimal.

*Penulis merupakan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS