Geopolitik Hambat Proyek Kilang Tuban

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa proyek kilang minyak baru di Tuban masih mengalami hambatan karena masalah geopolitik.

"Rusia tetap berkomitmen, tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kalimantan Timur pada Minggu (11/8).

Proyek ini merupakan kolaborasi antara Pertamina dan perusahaan minyak Rusia, Rosneft. Pada Oktober 2019, Pertamina dan Rosneft telah menandatangani kontrak desain untuk proyek kilang Tuban dengan kontraktor yang telah dipilih.

Proyek ini bernilai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun, dengan kapasitas pengolahan 300 ribu barel per hari, yang diharapkan mampu menghasilkan 30 juta liter BBM per hari, termasuk bensin dan diesel.

Arifin menjelaskan bahwa kelancaran proyek kilang Tuban sangat penting bagi produksi BBM di Indonesia. Dengan kapasitas 300 ribu barel per hari, proyek ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor minyak dan BBM.

"Kekurangan minyak 300 ribu barel/hari akan tercukupi dari GRR Tuban setelah produksi," bebernya. 

Arifin menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung perkembangan proyek GRR Tuban.

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa cukai plastik menjadi salah satu faktor penghambat investasi Rosneft di Indonesia.

Menurut Bahlil, penundaan investasi Rosneft di sektor petrokimia nasional disebabkan oleh konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang belum terselesaikan.

"Saat ini Rosneft sedang mencari strategi untuk mengatasi dampak konflik tersebut agar investasinya dapat berjalan, termasuk mengurangi dampak cukai plastik," kata Bahlil pada Senin (29/7).

Bahlil juga menyebutkan bahwa Rosneft dan Pertamina sedang menegosiasikan ulang rencana investasi mereka di Indonesia. Pemerintah telah menyiapkan alternatif mitra pengganti jika negosiasi dengan Rosneft gagal.

Namun demikian, Bahlil menegaskan bahwa hingga saat ini, Rosneft masih menjadi mitra Pertamina dalam pengembangan industri petrokimia di Tuban. "Ada beberapa alternatif mitra Pertamina di Tuban, tapi hingga kini masih Rosneft," tambahnya. [Ali/Rof]

 

Artikel ini disadur dari Katadata.co.id. Artikel asli berjudul "https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/berita/energi/66b9ab1c24a31/nasib-proyek-grr-kilang-tuban-menteri-esdm-masih-terganjal-geopolitik"