BBM Solar Naik, Petani Tuban Pusing Biaya Irigasi Pertanian Makin Mahal

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Masalah demi masalah terus saja di hadapi oleh para petani di Kabupaten Tuban, baik dalam proses penanaman padi atau tanaman lainnya. Setelah sempat kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga yang melangit, kini petani kembali dihadapkan dengan kenyataan pahit, karena Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar naik. 

Tak hanya harga yang naik, bahkan BBM jenis ini juga sulit didapatkan. Sementara solar sendiri digunakan oleh petani untuk menghidupkan diesel irigasi sawah, sehingga sangat penting untuk keberlangsungan hidup padi dan tanaman lainnya. 

Salah seorang petani di Kabupaten Tuban, yang turut merasakan imbas dari kenaikan dan kelangkaan solar ini ialah Supatin. Menurutnya, kenaikan harga ini membuat modalnya semakin membengkak. Sementara hasilnya tidak mengalami perubahan, karena harga beras tetap dibandrol dengan harga yang sama. 

"Harga beras tetap sama nggak pernah ada kenaikan, tapi harga bahan-bahannya naik terus nggak disesuaikan dengan keadaan petani. Jadi, ya sangat merugikan sekali, karena penghasilannya juga lebih banyak dulu, menurun terus," ungkapnya saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com, saat ditemui di area persawahannya, Rabu (21/9/2022). 

Baca juga :

- Imbas Kenaikan BBM, Masyarakat di Tuban Keluhkan Pengeluaran Tak Sebanding Pemasukan

Gudang Penimbun BBM di Widang Tuban Terbongkar, Polisi Sita Satu Mobil L300 dan 12 Drum Solar

Dear Ojol dan Angkutan Umum Tuban, Segera Daftar Pajak Kendaraan Nol Rupiah

Pria asal Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban ini juga menilai jika kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut terlalu signifikan, sehingga rakyat yang mata pencaharian sehari-harinya membutuhkan BBM menjadi kelimpungan, dengan hasil yang tidak seimbang.

Selain itu, bahkan para petani juga masih harus dipusingkan dengan persediaan solar yang sulit ditemui atau didapat di SPBU sekitar. Tak heran, jika banyak yang berpendapat bahwa kondisi ini dirasa dapat mencekik rakyat. 

"Naiknya juga terlalu banyak, langsung Rp2000 seharunya bertahap, naik Rp500 atau Rp1000 nggak papa. Jadi sangat berpengaruh, biasanya solar Rp6000 sekarang jadi Rp8000. Petani itukan hasilnya sama, tapi biayanya meningkat terus, jadi petani rugi," sambungnya. 

Dengan demikian, pria paruh baya ini berharap agar kedepannya pemerintah bisa kembali menyetabilkan harga BBM bersubsidi. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang merasa dirugikan. 

Namun, apabila harga BBM terpaksa harus terus dinaikkan, ia meminta agar harga beras juga ikut dinaikkan oleh Pemerintah. Agar kerja keras para petani bisa terbayarkan. 

"Kalau memang harga BBM tetap naik, ya harga beras tani juga harus dinaikkan. Karena kadang-kadang harga BBM naik tapi harga beras turun," tutupnya. [Sav/Ali]

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS