Sejarah Singkat Hari Jadi Sima Warunggahan Tuban ke-717 dan Hadiah Raja Singosari

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.comKabupaten Tuban merupakan daerah yang dikenal oleh masyarakat sebagai daerah yang penuh sejarah terkait penyebaran agama Islam di Indonesia, maka tak heran jika hingga saat ini banyak cagar budaya yang masih bisa ditemukan. 

Salah satu wilayah di Kabupaten Tuban yang memiliki situs budaya ialah Kecamatan Semanding. Tidak hanya terdapat situs Watu Gajah saja, ternyata di dekat sana juga terdapat sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Warunggahan. Menurut Kepala Desa Perungguhan Wetan, Hari Winarko jika Kerajaan Warunggahan sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya 24 April tahun 1305. 

Oleh karena itu, setiap tanggal 24 April di Perungguhan Wetan selalu diperingati Hari Jadi Warunggahan yang tahun ini menginjak usia ke 717 tahun. Menurut ceritanya, Warunggahan ini diperingati pada tanggal 24 ketika ahli waris dari Kerajaan Warunggahan yang minta kepada Raja Singosari. 

Sebab, SIMA atau penghargaan daerah istimewa bebas pajak hilang dikarenakan adanya gempa bumi yang terjadi sekitar tahun 1000-an. Akhirnya ahli waris tersebut meminta kepada raja dan kemudian diberikanlah SIMA yang kedua pada tanggal 24 April 1305 tersebut. 

“Akhirnya saya peringati berdasarkan bukti dari pada prasasti yang kita temukan. Jadi tidak ngarang, tetapi berdasarkan fakta,” terangnya kepada blokTuban.com, Minggu (24/4/2022). 

Setiap tahunnya, peringatan hari jadi tersebut terus dilaksanakan dengan menggelar serangkaian acara termasuk pada tahun ini. Karena saat ini bertepatan dengan bulan suci Ramadan, untuk sementara digelar dengan acara yang sederhana yaitu menggelar syukuran dan buka bersama di balaidesa setempat dengan diikuti oleh masyarakat setempat. 

Kendati sudah diperingati secara sederhana, untuk selanjutnya pada tanggal 28-29 April nanti juga akan dilaksanakan peringatan dengan mengadakan festival papringan kedua dengan tema mengangkat perekonomian rakyat. 

“UMKM itu yang kita angkat terus kemudian kita buatkan stand-stand untuk bisa beraktivitas menjual produknya masing-masing. Kita tawarkan juga rencana kepada teman-teman desa yang lain untuk menampilkan produk unggulan desanya masing-masing,” ucapnya.

Selain itu, rencananya juga akan digelar serangkaian acara hiburan yang akan dibuka langsung oleh Bupati Tuban, diantara acaranya yaitu unen-unen (musik dari bambu), lodrok, kirab budaya yang diikuti oleh beberapa desa tetangga, selain itu juga akan ada pertunjukkan campursari. 

Lebih lanjut, Hari juga bercerita jika bukti prasasti yang ditemukan di Desa Perungguhan Wetan oleh salah satu warga pada tahun 2017 tersebut, berupa kotak yang berisikan 14 lempengan. Dimana 12 diantara lempengan tersebut bertuliskan sejarah. 

“Prasasti itu ditemukan oleh warga pada saat menggali pondasi, namanya Cipto yang berprofesi sebagai tukang batu, ketika itu menemukan kotak berisi lempengan-lempengan itu. Ada 14 lempeng yang 12 lempeng itu ada tulisannya kaitannya dengan sejarah,” paparnya. 

Setelah salah satu warganya menemukan prasasti tersebut, lanjut Hari saat ini ia beralih profesi lantaran banyak dimintai tolong oleh masyarakat setempat terkait keluhan-keluhan yang dideritanya. 

“Setelah Cipto menemukan prasasti lempengan logam ini sekarang sudah tidak menjadi tukang batu, karena sekarang sering dimintai tolong oleh masyarakat dan apa yang dikeluhkan oleh masyarakat bisa sembuh. Terlepas masuk akal atau tidak realitanya seperti itu,” ungkapnya. [Sav/Ali]