Sempat Rugi Ratusan Juta, BUMDesMa Ngadipuro Beralih Usaha

 

Reporter: Savira Wahda Sofyana

 

blokTuban.com – Badan usaha milik bersama (BUMDesMa) yang meliputi tiga desa yaitu Patihan, Ngadipuro, dan Ngadirejo, Kecamatan Widang rupanya memiliki bisnis peternakan sapi yang sudah berjalan sejak tahun 2017 lalu.

 

Sapi-sapi tersebut berada di masing-masing desa, dan saat ini BUMDesMa Ngadipuro sedang mencoba suatu gebrakan baru dengan memerah susu sapi-sapi ternaknya. Setelah beberapa kali mengalami kerugian yang cukup banyak.

 

“Selama ini rugi, jadi biaya operasionalnya tidak mencukupi dengan keuntungannya, oleh karena itu kita coba ke breeding,” ucap Bambang Sumantri, Sekertaris Desa Ngadipuro saat ditemui blokTuban.com pada Jum’at (29/10/2021).

 

Sebelumnya sapi-sapi ternak yang dimiliki oleh BUMDesMa Ngadipuro tersebut fokus pada penggemukan saja, akan tetapi kini beralih pada pemerahan. Bambang mengatakan bahwa nantinya setelah usaha ke susu perah berhasil, peternakan akan dibagi menjadi dua fokus, yaitu pada pemerahan susu sapi dan penggemukannya.

 

“Jadi nanti setelah uji coba breedingnya berhasil rencananya akan kita bagi, jadi anak-anak sapinya ada yang kita gemukan juga,” tuturnya.

 

Tidak main-main, kerugian yang dialami oleh BUMDesMa Ngadipuro tersebut ditaksir mencapai Rp156,5 juta, biasanya sapi-sapi yang sudah gemuk dan besar dijual oleh desa secara kiloan dan ditimbang secara hidup.

 

“Kemarin itu ada yang beratnya sampai 8,49 kuintal, kita jual kan pakai kiloan jadi berat hidup, paling mahal kemarin Rp48 ribu perkilonya, yang kemarin barusan pas jual itu Rp46 ribu per kilo kalau nggak salah,” jelasnya.

 

Sapi-sapi yang akan diperah didatangkan dari Jatirogo, ada sekitar empat ekor sapi yang saat ini sudah mengisi kandang dan dalam kedaan mengandung, Bambang mengatakan bahwa enam ekor lainnya akan menyusul.

 

“Kita datangkan dari Jatirogo dalam keadaan sudah mengandung, ini sudah ada jaminan jadi nanti kalau Januari belum ada yang melahirkan dikembalikan, ini pesan lagi enam ekor, kita uji coba 10 ekor sapi dulu” sambungnya.

 

Selain untuk melakukan uji coba, pemerahan sapi juga dipilih dengan pertimbangan pakan, pasalnya sapi yang diperah susunya tidak memerlukan sentrat untuk makanan sehari-harinya. 

 

“Kalau breeding, sentrat mungkin hanya untuk pemancing nafsu makan, tapi untuk sehari-harinya kita fokus pada jerami kering, tebon jagung,” imbuhnya.

 

Selama berjalannya BUMDesMa tersebut, ada kejadian aneh yang pernah menimpa sapi-sapi itu pasalnya tiga ekor sapi mati ditempat dan waktu yang hampir bersamaan. Saat ini ada sekitar tiga orang karyawan yang bertugas mengurus sapi, setelah sebelumnya ada sekitar 60 orang pekerja. [sav/col]