Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Bunyi “tung tung tung” yang khas dari pedagang es puter keliling sekarang sudah semakin jarang didengar. Kuliner es puter atau yang biasa disebut dengan es tung-tung memang termasuk sebagai jajanan es krim jadul selain es potong.
Meskipun sejenis es krim, es puter ini memiliki rasa dan tekstur yang berbeda dengan es krim pada umumnya karena berbahan dasar santan, bukan susu. Menurut sejarahnya, es puter ini diciptakan oleh masyarakat Indonesia zaman dahulu yang ingin mencicipi es krim namun tidak mampu menjangkaunya sehingga bahan dasar yang digunakan adalah santan karena lebih murah daripada susu.
Oleh karena itu, rasa yang dihasilkan dari es puter cenderung lebih gurih. Es puter biasa dijajakan dengan gerobak dan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.
Salah satu pedagang es puter yang masih bertahan adalah Pak Man. Ia berjualan es puter sudah 46 tahun sejak 1975. Pak Man merupakan orang asli Klaten yang merantau di Tuban dari tahun 1984 dan melanjutkan usaha es puternya di Tuban. Berdasarkan cerita Pak Man, asal dari jajanan es puter memang dari Klaten, Jawa Tengah.
“Penemunya es puter ini Mbah Parto Egok, orang Klaten,” jelasnya.
Pak Man mengatakan bahan-bahan untuk membuat es puter tidak terlalu banyak, yakni tepung maizena, santan, telur, gula, soda, dan garam.
“Garam itu wajib karena kalau es batunya nggak dikasih garam nggak bakal jadi es puternya. Setelah itu diputer sampai beku. Makanya namanya es puter,” terangnya.
Rasa es puter yang dibuat Pak Man juga berganti-ganti setiap harinya. Terkadang rasa coklat, mocca, kelapa, coklat mocca, dan rasa buah lain tergantung bahan yang tersedia.
Untuk menyajikan es puter bisa dengan beberapa pilihan, yakni dengan krupuk eskrim (cone), cup kecil, cup besar, dan ice cream burger. Selain itu jug ada topping seperti mutiara, jelly, dan potongan roti tawar.
Harga es puter juga sangat terjangkau, dengan Rp2.000 sudah dapat menikmati es puter dalam bentuk cone, sedangkan untuk bentuk cup berkisar dari Rp3.000- Rp5.000. Mayoritas pembeli es puter miliknya adalah anak-anak kecil, meskipun terkadang banyak juga dari orang dewasa karena es puter miliknya bisa dinikmati oleh segala usia.
“Kalau anak kecil-kecil biasanya beli yang pake krupuk seringnya,” paparnya.
Selain berkeliling, Pak Man juga menitipkan es puter di kantin SMA 1 Tuban, SMP 4 Tuban, dan SMP 1 Tuban.
“Kalau di kantin-kantin, baru 5 tahun kebelakang. Tapi saat ini masih belum lancar karena terdampak pandemi,” terangnya.
Ia juga biasa menerima pesanan es puter dalam jumlah banyak untuk acara ulang tahun ataupun pernikahan, biasanya ia bekerja sama dengan catering-catering. Tak hanya itu, Pak Man bercerita bahwa seringkali mengajari anak-anak sekolah dalam proses pembuatan es puter.
“Sering ngajari anak-anak SMP SMA bikin es puter juga,”ceritanya.
Dahulu Pak Man memiliki beberapa pegawai untuk membantunya membuat es puter akan tetapi sudah banyak yang pergi ke luar jawa untuk mencari pengalaman, sehingga Pak Man biasanya dibantu oleh istrinya jika pesanan es puter sedang banyak.
“Istri saya, mertua, anak, semuanya bisa bikin es puter. Tapi karena pandemi, pesanan juga terdampak,” ungkapnya.
Pria ramah ini biasanya mulai berkeliling dari jam 9 pagi dari arah rumahnya yakni Perbon, menuju ke Tuban Akbar, Mondokan, dan terkadang mangkal di sekolah-sekolah, seperti di Depan TK Hidayatun Najah saat ditemui blokTuban.com pada Sabtu 23/10/21.
“Biasanya alhamdulillah kalau rejeki saya jam 12 atau jam1 sudah habis dan pulang ke rumah,” jelasnya. Dalam setiap harinya es puter Pak Man bisa beromzet hingga Rp 500.000 bahkan lebih jika habis terjual. [din/ono]