Cerita Penambang yang Meninggal Masih Riuh
 
Reporter: Maratus Shofifah
 
blokTuban.com - Meninggalnya Supar (51) asal Desa Jati Duwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, diyakini warga datang ke wilayah Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, sebagai penambang pasir. Sebab, sudah jamak diketahui kalau warga Jombang datang untuk mendapat penghasilan dari menyelam dan mengambil pasir.
 
"Bisa ditanyakan sendiri, kalau orang Jombang yang jago menyelam untuk mengambil pasir dan menaikkan ke perahu. Bahkan, dengan tangga pun mereka masih mampu menyelam," kata salah satu penambang pasir, Fakis.
 
Menurutnya, selama ini belum terdengar warga Jombang ke sekitar Kecamatan Soko maupun di bantaran Bengawan Solo yang ikut Bojonegoro untuk mencari ikan seperti yang tersiar belakangan ini.
 
"Kalau pencari ikan, ya lebih banyak dari dusun setempat atau yang terkenal asal Dusun Kendal, Desa Kabalan, Kecamatan Kanor, Bojonegoro," tambah warga yang ditemui di Dusun Siwalan, Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Tuban, Mahmudi.
 
Sementara itu, salah satu operator perahu penyebrangan, Irul membenarkan, jika banyak penumpang yang menyebrang masih riuh membahas penambang pasir yang meninggal karena tenggelam di Bengawan Solo.
 
"Setiap hari masih banyak yang tanya juga, termasuk melihat langsung perahu-perahu yang banyak bersandar," tambah Irul. [ito/lis]