Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Produksi gerabah asal Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban menjadi penopang perekonomian masyarakat setempat. Perajin gerabah bahkan setiap bulannya dapat berpenghasilan jutaan rupiah.
Salah seorang perajin gerabah di Ngadirejo, Ngadirah (48) mengaku kepada blokTuban.com sudah bergelut dengan tanah liat sejak usia dini. Beberapa produk gerabah dari cobek dan wajan yang tengah dalam tahap finishing berjajar rapi di samping Ngadirah.
"Dalam lima belas hari mampu menghasilkan Rp600.000 kalau dijual dari rumah (diambil tengkulak)," kata Ngadirah, Kamis (29/9/2016).
Dapat dikatakan, Ngadirah dalam satu bulan mampu mengantongi Rp1.200.000 jika dijual ke tengkulak. Namun ia yang memiliki pasar sendiri, jika menjual sesuai harga tengkulak mampu meraup pundi rupiah hingga dua kali lipat. Dengan demikian dalam satu bulan, Rp2.400.000 cukup mampu ia peroleh.
"Biasanya dapat pesenan cobek besar dengan harga per biji Rp30.000 dari perajin dan dapat dijual Rp60.000," kata Nagdirah menambahkan.
Sementara itu, perajin lainnya Ngasipah (45) saat ditemui blokTuban tengah membuat gerabah jenis gentong ukuran medium atau orang setempat menyebut daringan. Ia mengaku dapat membuat berbagai jenis gerabah terutama perabot rumah tangga. Namun, pembuatan gerabah kerap ia sesuaikan dengan permintaan pasar atau pengepul.
"Memproduksi daringan dalam dua hari bisa mencapai 40 hingga 50 biji sementara harga jual relatif rata-rata Rp8.000," kata perempuan kelahiran 1971 silam tersebut.
Daringan atau sejenis gentong dengan ukuran medium tersebut kerap dimanfaatkan masyarakat untuk tempat penyimpanan beras atau pun tempat wudhu. Untuk menyelesaikan satu daringan diperlukan tiga tahap, yakni membentuk model atau 'leler' atau 'anjun' dan dibiarkan kalis, kemudian dipukul atau dipalu dengan batang bambu guna membentuk badan menyerupai gentong dan didiamkan sesaat. Terakhir, badan gentong dibentuk cekungan supaya terlihat buncit pada bagian tengah gentong.[dwi/col]