Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Fenomena kemarau basah alias hujan datang pada musim kemarau mempengaruhi banyak hal, salah satunya sektor pertanian. Fenomena ini sedikit mempengaruhi pola tanam, kata salah satu petani asal Desa Kedungmulyo, Bangilan, Tuban, Jawa Timur, Sumani (55), Kamis (28/7/2016).
Dengan datangnya kemarau basah, Sumani menjelaskan, para petani harus memperhatikan kebutuhan air di lahan pertanian mereka. Sebab, fenomena ini bisa membuat air di lahan pertanian berlebih.
"Mau Tanam jagung saya harus menunggu beberapa bulan. Karena tanah di sawah masih cukup lembap," tutur Sumani kepada blokTuban.com, Kamis (28/7/2016).
Lebih lanjut, para petani harus bisa mengatur limpahan air agar tanaman tumbuh subur. "Saya berharap tahun ini berhasil menanam jagung. Karena penen padi di musim tanam kemarin sudah kurang berhasil," tandas pria paruh baya ini.
Hal serupa menimpa Karsan (75), petani asal Lajukidul Singgahan. Pak tua ini menyebutkan, hasil tanam padi tahun ini juga menurun, akibat cuaca tak menentu.
"Saya hanya bisa panen satu kali. Mau tanam lagi takut gagal," tutur Karsan saat ditemui di sawahnya.
Ia juga menambahkan, jika normal untuk lahan 1/4 hektare (Ha) sawahnya menghasilkan 2,5 ton padi. Namun tahun ini hanya membawa pulang 2 ton saja.
"Itu pun sisa penyakit yang menyerang tanaman kami," pungkas Karsan. [rof/col]