Pelaku IKM Keluhkan Modal dan Pemasaran

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) kerap mengalami masalah dengan permodalan juga pemasaran produk, hal tersebut bisa dibilang permasalahan klasik yang terjadi selama ini.

Salah seorang pelaku IKM, pembuatan jaket kulit imitasi, Kacung (56), warga Dusun Nawangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, mengungkapkan bahwa sejauh ini mengeluhkan akan minimnya keterlibatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, terhadap keberadaan IKM seperti yang dilakoninya.

"Modal usaha selama ini menggunakan modal sendiri. Sebenarnya dulu pernah sekali dapat bantuan uang dari pemerintah Rp500 ribu. Setiap kali kulak (belanja) bahan paling tidak membutuhkan modal belasan juta, tentu bantuan tersebut jelas tidak membantu," ungkap bapak dua anak ini.

Usaha yang digeluti Kacung sejak awal tahun 90-an ini, hingga kini tetap berjalan. Sementara untuk memasarkan produk, jaket produksi miliknya dikulak (diambil) oleh pengasong yang mangkal di tempat ziarah dan POM bensin.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabupaten Tuban, Farid Achmadi mengatakan, permasalahan modal dan pemasaran merupakan permasalahan klasik.

"Untuk pelaku IKM yang memiliki potensi, sebenarnya ada bantuan berupa pinjaman modal dengan bunga rendah. Bank UMKM yang di bawah pemerintah provinsi Jatim menganggarkan Rp1 miliar untuk modal bagi pelaku IKM," kata Farid kepada blokTuban.com.

Terkait pemasaran, kata Farid, Pemkab Tuban melalui Disperpar menyediakan dorm yang berada di lokasi rest area, untuk ajang promosi IKM Tuban. "Tetapi dalam pelaksanaannya, tidak bisa dilimpahkan sertamerta pada Pemkab saja. Pelaku IKM juga harus bersinergi bersama," tutup Farid. [dwi/rom]