15 Jurnalis Ikuti Uji Kompetensi IJTI dengan Dukungan PEPC dan SKK Migas

Reporter : Dahrul Mustaqim

blokTuban.com - Sebanyak 15 jurnalis mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diadakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di bawah dukungan Pertamina EP Cepu Zona 12 (PEPC) dan SKK Migas Jabanusa di Kabupaten Bojonegoro, Jumat (15/11/2024). 

Dalam kegiatan ini, para jurnalis diuji kompetensinya untuk memastikan kualitas jurnalisme yang positif dan konstruktif bagi masyarakat.

Pada hari pertama, peserta UKW menjalani sesi rapat redaksi, proyeksi, usulan liputan, serta persiapan untuk praktik liputan. 

Lalu, hari berikutnya kegiatan dilanjutkan dengan praktik liputan di lapangan dan review hasil liputan, diakhiri dengan pengarahan serta evaluasi hasil liputan oleh tim penguji dari IJTI. 

Ketua Panitia UKW IJTI, Sumali, menyampaikan bahwa awalnya peserta yang mendaftar lebih dari 25 orang, tetapi setelah seleksi hanya 15 orang yang memenuhi syarat dari Bojonegoro, Tuban dan Blora. 

Erwin Andriyanto dari SKK Migas Jabanusa menambahkan, dalam ujian ini, peserta yang belum dinyatakan kompeten masih bisa mengikuti ujian ulang pada tahun berikutnya. 

“Biasanya UKW untuk wilayah Jatim dan Jateng dilaksanakan secara rutin. Kami berterima kasih kepada IJTI atas kemitraan dalam pelaksanaan UKW ini,” ujar Erwin.

Di sisi lain, Manager JTB Field, Agung Prabowo dari manajemen PEPC menyatakan komitmen perusahaan dalam mendukung peningkatan kualitas jurnalisme melalui program-program seperti UKW. 

“PEPC berkomitmen untuk menjalin kemitraan strategis dengan media sebagai saluran komunikasi yang terpercaya. Uji kompetensi ini kami dukung untuk membangun ekosistem jurnalisme yang berkualitas. Para jurnalis memiliki tugas mulia untuk menyampaikan informasi kepada publik. Kami berharap ini bisa mendorong kemajuan dunia jurnalisme serta membangun kolaborasi demi mencerdaskan masyarakat,” jelas Agung.

Pengurus IJTI pusat turut mengapresiasi langkah PEPC dan menyatakan pentingnya dukungan korporasi dalam perkembangan media. 

"Ketika jurnalisme sehat, komunikasi pun akan sehat. Dukungan seperti ini adalah kepedulian mendasar yang memungkinkan jurnalis yang kompeten mendapatkan sertifikasi,” tutur Imam Wahyudi, Ketua Dewan Penasehat IJTI. 

Imam juga menekankan pentingnya jurnalisme positif, yakni jurnalisme yang konstruktif dan berdampak baik bagi masyarakat. 

“Jurnalisme harus digunakan untuk kebaikan bersama. Jangan sampai jurnalisme menjadi sekadar alat kepentingan,” ujar Imam.

Acara UKW yang berlangsung selama dua hari ini diharapkan berjalan lancar dan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia. [Rul/Ali]