Proyek Terminal LPG Tuban Masuk Fase Kedua, Gantikan Mekanisme Transfer Kapal ke Kapal

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Pertamina Energy Terminal (PET) terus berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi nasional dengan mengembangkan proyek strategis LPG Terminal Refrigerated (Ref) Jatim di Tuban, Jawa Timur. 

Proyek ini bertujuan untuk menyimpan LPG dan menggantikan mekanisme transfer kapal-ke-kapal (ship-to-ship), yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko.

Untuk meningkatkan keandalan operasional, LPG Terminal Ref Jatim akan memperkuat throughput LPG Pertamina Energy Terminal. 

Selain itu, proyek ini menekankan peningkatan aspek keselamatan, memastikan distribusi LPG dilakukan dengan standar keamanan tinggi dan andal.

Dengan lokasinya yang strategis, LPG Terminal Ref Jatim akan berfungsi sebagai hub utama untuk distribusi LPG ke wilayah timur Indonesia. 

Terminal ini diproyeksikan melayani hingga 40% kebutuhan LPG nasional, menjamin ketersediaan dan keterjangkauan energi bagi masyarakat. Terminal ini juga mendukung distribusi LPG melalui transportasi darat dan laut secara lebih efisien.

Direktur Utama PT Pertamina Energy Terminal, Bayu Prostiyono, melaporkan perkembangan terbaru pembangunan LPG Terminal Ref Jatim di Tuban. 

Pada fase pertama, telah dibangun dua tanki refrigerated berkapasitas 44.000 MT untuk propane dan butane, serta dua tanki spherical berkapasitas 2.500 MT untuk LPG campuran.

"Saat ini, kami memasuki fase kedua, meliputi pembangunan jetty, perizinan operasional, dan pengembangan fasilitas darat. Proyek ini mencerminkan komitmen kami terhadap ketahanan energi nasional, serta efisiensi dan keamanan distribusi LPG di Indonesia," ungkap Bayu dalam kunjungannya ke LPG Terminal Ref Jatim dikutip dalam siaran resminya, Sabtu (31/8/2024). 

LPG Terminal Ref Jatim akan mendukung ketersediaan energi untuk masyarakat Indonesia. 

Selain itu, proyek ini menyerap 1.142 tenaga kerja selama masa konstruksi, dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 33,23%.

Hadirnya infrastruktur strategis ini, bersama dengan penyerapan tenaga kerja dan optimalisasi TKDN, turut mendorong perekonomian nasional. [Ali/Rof]