Reporter : Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Tren video di media sosial semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Platform-platform media sosial kini dipenuhi dengan konten bergambar dan video, menjadikan video sebagai bentuk konten yang sangat populer.
Hal ini juga mendorong banyaknya kemunculan konten kreator yang berlomba-lomba untuk menarik perhatian audiens.
Melihat fenomena ini, media massa diharapkan tidak ketinggalan untuk memanfaatkan tren video di media sosial. Dalam acara Jatim Media Summit 2024, Head of Media Sosial Arkadia, Dimas Sagita, memberikan berbagai tips mengenai cara mengelola konten video di media sosial agar dapat menarik banyak penonton.
Dimas menekankan bahwa video di media sosial tidak harus berdurasi panjang. Bahkan, video dengan durasi pendek lebih diminati oleh pengguna.
"Platform media sosial sekarang sudah fokus ke video, seperti Facebook dan Twitter. Saat ini yang paling cocok adalah short video," ujarnya di Surabaya pada Kamis (25/7/2024).
Sebelum mulai membuat konten video, penting untuk mengenal audiens atau penonton terlebih dahulu. Mengetahui apa yang mereka sukai dan butuhkan akan sangat membantu dalam pembuatan konten yang relevan.
Selanjutnya, tentukan tujuan dari pembuatan video tersebut, apakah untuk membangun brand, meningkatkan engagement, atau untuk penjualan. Setelah tujuan jelas, langkah berikutnya adalah menciptakan ide video.
"Mulai dengan brainstorming, bisa dengan tim atau menggunakan AI. Yang paling sering dilakukan oleh konten kreator saat ini adalah storytelling produk dengan video yang menarik," jelas Dimas.
Dimas juga menekankan bahwa selain menarik, video yang dibuat sebaiknya juga menghibur, namun tetap dapat menyampaikan pesan kepada audiens.
Baca Juga:
Jatim Media Summit 2024 Dorong Kemandirian Bisnis Media
Lebih 100 Media Pastikan Ikuti Jatim Media Summit 2024
"Dalam tiga detik pertama, judul harus membuat penasaran, ada pembukaan yang khas, bisa menggunakan voice over (VO)," tambahnya.
Ciri khas juga menjadi faktor penting dalam pembuatan video. Ciri khas ini bisa disesuaikan dengan karakter audiens, melalui teknik editing, penulisan yang berbeda, atau storytelling yang menarik.
Setelah video diunggah ke media sosial, analisislah setiap konten untuk mempelajari kekurangan dan kelebihannya.
"Kita harus bisa nge-blend dengan audiens kita. Jangan terlalu kaku dan terlalu formal. Kita harus bisa bertransformasi," pungkas Dimas. [Rof/Ali]