Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan
blokTuban.com - Desa Gesikan merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Secara Topografi desa ini berada termasuk wilayah dataran sedang dengan kentinggian sekitar 72 Mdpl dan dengan luas wilayah dan secara administratif memiliki luas 977,1 Hektare yang dibagi menjadi tiga dusun yakni Dusun Pambuhan, Dusun Gesikan dan Dusun Karean dengan jumlah penduduk kurang lebih sekitar 6.200 Jiwa.
Desa Gesikan sekarang di pimpin oleh Mochammad Susanto selaku Kepala Desa Gesikan sejak tahun 2019. Desa ini sendiri berbatasan langsung dengan Desa Grabagan sebelah Selatan, Desa Waleran sebelah Barat, dan Desa Dermawuharjo di sebelah Timur dan adapun di sebelah Utara berbatasan dengan Hutan lindung.
Di samping itu Desa Gesikan pun memiliki sejarah dalam pembentukan desanya yakni Muhammad Ali Ma’ruf (28) selaku Sekertaris Desa Gesikan menuturkan bahwa ceritanya sendiri tertuang dalam RPJM desa yang didapatkan secara turun temurun dan belum jelas kebenarannya.
Namun, cerita yang paling umum dari terbentuknya Desa Gesikan yakni pada pertengahan abad ke – 18 pasca Perang Pajang yaitu perang besar di tanah Jawa antara bangsawan Kesulatanan Pajang, banyak para bangsawan dan prajurit yang melarikan diri dari perang saudara tersebut yang salah satu daerah pelariannya yakni Tuban.
Dalam perjalanan ke Tuban para bangasawan dan prajurit berhenti untuk beristirahat dan mencari tempat yang aman salah satu tempatnya yakni sebuah petilasan yang ada di daerah Gesikan sekarang ini. Ddipetilasan tersebut terdapat pesarean dan juga terdapat sebuah sendang yang menjadi asal – usul Dusun Karean.
Kemudian di sendang tersebut ada mayat manusia yang lokasinya antara Dusun Karean dan Dusun Berus yang merupakan salah satu dusun di daerah Dermawuharjo kemudian dicari identitas mayat tersebut tetapi warga disitu tidak ada yang mau mengakui mayat tersebut. Warga di salah satu Dusun Berus tidak mau mengakui mayat tersebut dan akhirnya diakui warga karean dan kemudian diberi nama sendang karean.
“Pada zaman penjajan Belanda Desa Gesikan terbagi dalam kelurahan yakni Kelurahan Grabagan dan Kelurahan Waleran seiring dengan perkembangan zaman dua kelurahan tersebut berubah manjadi satu desa yaitu Desa Gesikan,” tutur Pria 28 Tahun tersebut saat diwawancarai blokTuban.com, Jumat (13/10/2023).
Mengenai tradisinya sendirin Desa Gesikan mempunyai tradisi Sedekah Bumi yang mana tradisi ini di lakukan di berbagai sumur – sumur dan makam – makam yang ada di Desa Gesikharjo. Salah satunya adalah ada Makam Mbah Soleh (Makam Dowo) yang konon penyiar agama Islam di Desa Gesikan yang kata Muhammad Ali Ma’ruf sendiri haulnya dengan menyembelih sekitar 20 lebih kambing.
Adapun sumur – sumur yang disedekahi bumi antara lain Sumur Gung, Sumur Gung ini juga terdapat sebuah prasasti berupa sebuah batu kapur besar yang ada tulisannya namun sekarang tulisannya sudah mulai pudar. Ada Sumur Gede dan Sumur Juwet yang kurang lebih totalnya antara sumur dan makam yang diberi sedekah bumi berjumlah kurang lebih 15 kali dan dilakukan setahun sekali yang mana dilaksakan sesudah acara sedekah bumi yang ada di Desa Ngandong secara berurutan.
Selain itu, juga di Dusun Karean memiliki sebuah tradisi unik yang bernama sayan, yaitu melakukan kerja yang tidak digaji dan bergantian satu sama lain untuk membantu pekerjaan, namun tradisi masih dibilang bertahan di Dusun Karean. Sedangkan di Dusun Gesikan dan Dusun Pambuhan sudah mulai menghilang.
Secara perekonomiannya sendiri Desa Gesikan mayoritas berprofesi sebagai petani dan sebagian kecil sebagai pedagang. Mengenai produk unggulannya Desa Gesikan pada tahun 2020 dari PKK pernah membuat sebuah produk berupa susu dari Jagung dan juga abon tewel namun produk tersebut tidak sempat menjadi UMKM dan hanya dipakai buat lomba saja. [Naw/Ali]