Oleh : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan
blokTuban.com - Desa Rawasan adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Desa yang memiliki luas - + 300 hektare dengan jumlah penduduk kurang lebih sekitar 3.000 jiwa terbagi menjadi 2 dusun yakni Dusun Rawasan dan Dusun Karangrejo.
Berbatasan langsung dengan Desa Mentoso di sebelah Utara, Sebelah Barat Desa Remen, Sebelah Timur Desa Wadung dan sebelah Selatan Desa Sumurgeneng, Desa yang sekarang dipimpin oleh Hendro Hermawan (49) selaku Kepala Desa.
Penamaan sebuah desa tentu saja tak pernah lepas dari yang namanya histori maupun cerita dibelakangnya mengenai asal – usul namanya seperti halnya penamaan Desa Rawasan. Desa Rawasan sendiri menurut Suharto (56) selaku Kaur Perencanaan Desa Rawasan menceritakan bahwa nama asal usul Desa Rawasan menurut keterangan dari orang – orang terdahulu dinamakan rawasan diambil dari kata merawasno.
Dalam istilah Jawa sendiri merawasno (berbahaya/waspada/hati - hati) atau juga bisa berarti keras. Yang mana pada zaman dahulu penduduk Desa Rawasan memiliki watak yang keras, kolot dan juga primitive konon zaman dahulu juga banyak sekali pembunuhan yang terjadi di Desa Rawasan.
“Ceritanya itu dinamakan Desa Rawasan iku kalau istilah jawa itu merawasno (berbahaya/waspada/hati - hati) dalam bahasa indonesianya Keras, orangnya itu kueras semua primitif lah, kolot, kalau ada orang dari luar itu tindakannya penduduk sini itu keras, bahkan dulu itu banyak pembunuhan,” Tuturnya saat di wawancarai blokTuban.com, Jumat (13/10/2023).
Mengenai keseniannya, Desa Rawasan masih kental dan masih mempunyai warisan berupa kesenian yang masih terjaga hingga saat ini yakni kesenian Jedor. Kesenian ini biasanya diadakan saat ada acara hajatan seperti sunatan, nikahan ataupun aqiqahan yang di undang untuk pentas dalam rangka memeriahkan acara tersebut.
Jedor di sini juga diiringi dengan salawat atau dinamakan salawatan Jedor adapun untuk latihannya kesenian ini melakukan latihan setiap malam Jumat Wage yang bertempat di musalla desa. Kesenian Jedor ini merupakan salah satu ciri khas yang ada di Desa Rawasan sekaligus kesenian budaya yang masih bertahan hingga saat ini.
Untuk tradisinya, warga Desa Rawasan setiap tahunnya mengadakan manganan atau sedekah bumi yang di adakan setiap setahun sekali di tiga sumur yang ada di desa ini. Yakni Sumurgede dengan mengadakan acara tayuban dan juga manganan, di Sumurpandan dengan diadakan pagelaran wayang, dan juga ada sumur di pedukuhan Karangrejo yang hanya di selameti dan tumpengan saja.
Dan mengenai mitosnya juga seperti sumur – sumur yang ada di daerah sekitar sini bahwa kalau ada hajatan atau acara harus mengambil air dari sumur tersebut untuk campuran bahan masak, karena kalau tidak masakan atau nasinya tidak bisa matang.
Di sisi lain di desa ini juga mampunyai tempat bersejarah yakni makam Syekh Ahmad Khalil, makam ini sendiri ditemukan tahun 2000 oleh Mbah Nawawi yang berasal dari Desa Beji, di makam ini juga setiap setahun sekali mangadakan Haul tepatnya tiap bulan Safar tiap malam Jumat Kliwon.
Dalam hal perekonomiannya Desa Rawasan bergantung pada sektor pertanian yakni dengan presentase 90% adapun dalam sektor perikanan sebagai nelayan namun hanya sebagian kecil saja. [Naw/Ali]