Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky telah membentuk tim untuk melakukan pemetaan hulu-hilir potensi banjir bandang di wilayahnya. Tim tersebut terdiri dari BPBD, DLHP, Perhutani, Tim BBWS, dan stakeholder lainnya, Minggu (4/6/2023).
Dari 20 kecamatan di Kabupaten Tuban, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki potensi tinggi banjir bandang, yaitu Montong, Kerek, Plumpang, dan Bangilan.
Merujuk pada kejadian banjir bandang tahun 2021 dan naik hampir 100 persen di tahun 2022, menjadikan wilayah Tuban memiliki potensi banjir bandang resiko tinggi.
"Banjir bandang terjadi terus jika alih fungsi lahan dan penampungan air hujan terus berkurang," kata Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Sudarmaji.
Temuan di lapangan, bahwa kini banyak wilayah hutan di Kabupaten Tuban beralih fungsi menjadi pemukiman. Hal ini otomatis mengurangi daya serapan air sehingga saat hujan lebat akan terjadi banjir bandang.
Artikel Lainnya:
- Manusia Silver Problem Sosial Baru di Tuban
- 8 Kecamatan di Kabupaten Tuban Rawan Kekeringan, Warganya Diimbau Hemat Air
Upaya penanganan banjir bandang menurut Sudarmaji, tidak cukup dengan penghijauan. Butuh sinergi lintas sektor dan meningkatkan komunikasi antara Pemkab dengan Perhutani, masyarakat dan pengusaha untuk sepakat mengurangi banjir bandang kedepannya.
Sudarmaji menegaskan, kewaspadaan akan datangnya banjir bandang lebih tinggi, dibanding banjir lainnya seperti luapan Bengawan Solo atau kali kening. Sebab, banjir bandang akan datang secara tiba-tiba, dan sangat cepat. Sedangkan banjir luapan Bengawan Solo atau kali kening bisa diprediksi dengan sistem tutup buka bendungan.
“Kalau banjir Bengawan Solo atau kali kening bisa disemayani, karena bendungan bisa diatur, dibuka atau ditutup. Namun, berbeda dengan banjir bandang, tiba-tiba sudah langsung meluncur kedataran lebih rendah dengan kecepatan tinggi,” jelasnya. [Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS
