8 Kecamatan di Kabupaten Tuban Rawan Kekeringan, Warganya Diimbau Hemat Air

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, memprediksi bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada Bulan Agustus 2023 mendatang.

Hal tersebut, tentu menjadi perhatian masyarakat di Kabupaten Tuban. Pasalnya, pada musim kemarau kali ini, terdapat indikasi penguatan fenomena El Nino yang akan menurunkan curah hujan di Indonesia, terutama Kabupaten Tuban.

Oleh karena itu, maka masyarakat diminta bersiap untuk menghadapi hal tersebut dengan menggunakan air secara bijak. Terlebih, bagi daerah-daerah di Kabupaten Tuban yang rawan terjadi kekeringan.

Kepala BMKG Kabupaten Tuban, Zem Irianto Padma mengatakan terdapat delapan kecamatan di Kabupaten Tuban, yang rawan terjadi kekeringan.

“Potensi daerah yang rawan kekeringan yaitu Grabagan, Jatirogo, Kenduruan, Kerek, Montong, Parengan, Rengel, dan Semanding,” ujarnya kepada blokTuban.com, saat dikonfirmasi Sabtu (3/6/2023).

Artikel Lainnya:

- Alasan Nyelameti dengan Kembang Setaman yang Melekat Bagi Nelayan Tuban

- Banyak Pengantar CJH di Tuban Naiki Mobil Pick Up, Satlantas Tegur Sopir

Delapan kecamatan ini, lanjutnya, dikategorikan sebagai daerah rawan kekeringan lantaran pada musim kemarau ini, curah hujan di wilayah tersebut lebih sedikit. Sehingga berpotensi lebih kering, jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, pada Bulan Juli 2023 mendatang, juga ada indikasi penguatan fenomena El Nino yang akan mengurangi curah hujan di Kabupaten Tuban.

“Itu adalah informasi yang kami dapat dari BPBD Kabupaten Tuban, terkait daerah-daerah yang rawan kekeringan di Kabupaten Tuban,” jelasnya.

Dengan demikian, maka Zem menghimbau kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Tuban, terutama yang berada di daerah rawan kekeringan. Untuk melakukan beberapa langkah antisipasi bencana kekeringan, maupun kebakaran hutan.

Mulai dari menghemat penggunaan air bersih, tidak membuang puntung rokok secara sembarangan terlebih dalam keadaan masih menyala, serta meminimalisir pembakaran yang tidak diperlukan.

“Serta berhati-hati dalam penggunaan api dan dalam pengawasan, agar tidak menimbulkan bencana yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain,” imbuhnya. [Sav/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS