Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Perayaan Hari Raya Imlek merupakan momentum yang paling dinantikan oleh masyarakat Tionghoa. Pasalnya, momentum ini merupakan hari awal dalam penanggalan masyarakat Tionghoa.
Maka tak heran, jika banyak masyarakat yang menyambutnya dengan suka cita. Biasanya, pada Hari Raya Imlek ini dirayakan dengan berbagai cara, mulai dari menghias rumah dengan dekorasi khas Imlek, berbagi angpao, pesta kembang api, membaca shio hingga jamuan makan besar.
Menurut salah seorang pengurus atau staff karyawan Klenteng Kwan Sing Bio yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan jika pada Perayaan Hari Raya Imlek, biasanya masyarakat Tionghoa mengisinya dengan menyuguhkan makanan-makanan manis.
“Kalau Imlek itu kita identik dengan makanan manis-manis, seperti manisan, dan juga aneka permen-permen,” katanya kepada blokTuban.com saat ditemui di area Klenteng Kwan Sing Bio, Sabtu (21/1/2023).
Selain itu, lanjutnya, makanan yang wajib ada pada saat Perayaan Hari Raya Imlek lainnya ialah buah jeruk dan juga Kue Keranjang. Untuk diketahui, rasa dari kue ini manis dan memiliki tekstur yang mirip dengan dodol.
Penamaan dari Kue Keranjang sendiri, bukan hanya karena penyusunannya ditumpuk, akan tetapi kue ini juga sebagai lambang pendapatan, posisi, serta pertumbuhan anak-anak agar lebih baik dari sebelumnya.
“Ada manisan buah, kadang ada permen yang seperti Yuppi, itu kadang orang jual juga kalau di Surabaya itu ada, satu kotak isinya ada permen macam-macam,” sambungnya.
Lebih lanjut, dengan adanya Hari Raya Imlek yang jatuh pada Minggu (22/1/2023) besok, maka perempuan ramah ini berharap agar ke depannya Klenteng Kwan Sing Bio bisa semakin banyak dikunjungi dan lebih maju dari sebelumnya.
Sementara dilansir dari beberapa sumber, dalam tradisi China dilarang memasak atau menyajikan mie yang terpotong. Pasalnya, Siu mie sendiri merupakan lambang umur panjang. [Sav/Dwi]
Temukan konten berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS