Kasus DBD Masih Tinggi, Dinkes Tuban Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup Sehat

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD), hingga kini masih menjadi persoalan kesehatan dan ancaman yang serius, disejumlah wilayah Indonesia. Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini, juga dapat berdampak pada sektor ekonomi dan sosial masyarakat.

Jumlah temuan penyakit DBD sendiri, saat ini masih cukup tinggi. Bahkan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, mencatat pada tahun 2022 ini, terdapat kurang lebih 485 kasus DBD  sampai bulan September 2022 kemarin.

Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM), Heru Widodo merinci, sampai saat ini wilayah kasus temuan DBD terbanyak di Kabupaten Tuban, ialah Kecamatan Tambakboyo dengan total  temuan mencapai 51 kasus, sedangkan wilayah tertinggi kedua yaitu Kecamatan Soko dengan total 44 kasus.

Baca juga:

- 4 Penyakit yang Perlu Diwaspadai Saat Musim Pancaroba di Tuban, Demam Berdarah Paling Gawat

 

- 4 Anak di Tuban Meninggal Dunia dan 207 Dirawat karena DBD, Begini Tips Mencegahnya Agar Tak Meluas

Oleh karena itu, Heru sapaan akrabnya, mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Terlebih, saat ini Kabupaten Tuban sudah masuk pada peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan.

“Karena dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat kita dan perhatian yang lebih di sekitar lingkungan kita, akan berpengaruh kepada kualitas hidup kita semua. Jangan dilupakan juga, bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman,” paparnya kepada blokTuban.com, Rabu (19/10/2022).

Selain itu Heru juga menegaskan, untuk mengatasi permasalahan DBD ini, bukan fogging yang menjadi solusinya. Bahkan, ia mengatakan jika bahan dasar yang digunakan untuk fogging adalah bahan berbahaya beracun.

Oleh sebab itu, pria ramah ini mengajak masyarakat untuk merubah mindset atau pola pikir yang telah tertanam selama ini, dengan tidak mengandalkan fogging untuk mengatasi DBD. Akan tetapi, memberantasnya dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.

Yaitu menguras atau membersihkan tempat yang dijadikan tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki resiko tinggi sebagai pengembangbiakan nyamuk.

Sedangkan Plus yang  dimaksud ialah menggalakkan juru pemantau jentik, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menggunakan anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di rumah.

Fongging tidak dapat menyelesaikan masalah, bahkan bahan dasar fogging adalah bahan berbahaya beracun. Solusi DBD adalah PSN 3M Plus, jadi masyarakat harus mulai cerdas untuk bergeser, dari mandset fogging ke PSN 3M Plus,” tegasnya. [Sav/Dwi]

 

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS