Mengenal Manfaat Madu Klanceng yang Banyak Khasiat dengan Cita Rasa Asam

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Madu klanceng merupakan madu yang dihasilkan oleh lebah jenis Trigona Spp, yang menghisap nektar dari bunga. Dalam membudidayakan lebah ini sendiri, tidak  rumit karena lebah klanceng akan mencari makanannya sendiri.

Biasanya, lebah pergi dari sarangnya pada siang hari dan akan kembali pada malam harinya. Itulah sebabnya, banyak masyarakat yang mulai melirik usaha pengembangbiakan jenis lebah satu ini. salah satunya, Ferry Firdaus, warga Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

 “Kalau madu umumnya itu bisa dikasih makan, tapi kalau ini nggak bisa. Dia cari makan sendiri dan nanti langsung kembali lagi, jadi nggak usah dikasih makan,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com, Selasa (18/10/2022).

Tak hanya proses pembudidayaannya saja yang mudah, ternyata madu yang dihasilkan dari lebah Trigona Spp itu, juga memiliki segudang khasiat. Diantaranya seperti anti bakteri, jantung, stroke, diabetes, anti kanker, anti peradangan, mengatasi gangguan kesuburan, hingga meningkatkan imune atau kekebalan daya tahan tubuh manusia.

Baca juga: 

- Budidaya Lebah Klanceng, Pemuda di Tuban Pasok Madu Apotek di Berbagai Kota

- Sering Dianggap Sama, Ternyata Ini Bedanya Madu Klanceng dengan Biasa

Oleh karena itu, kendati rasa dari madu ini berbeda dari madu pada umumnya karena bercita rasa asam,  namun madu ini banyak dicari dan digandrungi. Bahkan, harga pasarannya pun terbilang cukup mahal yaitu Rp100 ribu per 150 ml.

“Madu klanceng ini lebih banyak manfaatnya daripada madu biasanya, seperti sariawan, panas, dan masih banyak lagi,” sambungnya.

Selain itu, pria yang akrab disapa Ferry ini menambahkan, dalam pembudidayaan lebah klanceng ini, biasanya memerlukan waktu panen kisaran 3-4 bulan. Dengan total 6-7 kali panen, karena setelah itu lebah akan kabur dengan sendirinya.

Lebih lanjut, dilansir dari beberapa sumber, jika madu yang dihasilkan oleh lebah klanceng ini, juga tidak memiliki masa kadaluwarsa, lantaran makanan yang dikonsumsi adalah nectar bunga, bunga makanan lainnya seperti gulan dan lain sebagainya.

Untuk diketahui, dalam pengembangbiakan ini, terlebih dahulu lebah-lebah tersebut dimasukkan ke dalam bambu. Setelah menjadi koloni, barulah lebah beserta sarang dan juga telurnya, dipindah ke dalam kotak lain. [Sav/Dwi]

 

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS