Sering Dianggap Sama, Ternyata Ini Bedanya Madu Klanceng dengan Biasa

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Pernahkah kalian mendengan madu klanceng? Madu yang disebut-sebut memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan dengan madu jenis lainnya. 

Madu klanceng sendiri merupakan madu yang dihasilkan dari madu yang tak menyengat, atau jenis spesies lebah trigona (trigona sapiens atau trigona clypearis). Biasanya, jenis lebah seperti ini bertahan hidup dengan cara menggigit musuh, bukan menyengat. 

Salah seorang pembudidaya lebah klanceng di Kabupaten Tuban, Ferry Firdaus, mengatakan jika ada beberapa perbedaan yang mencolok antara madu klanceng dengan madu yang dihasilkan lebah penyengat biasanya, seperti spesies apis. 

Menurutnya, harga jual dari madu klanceng lebih mahal, jika dibandingkan dengan harga madu-madu jenis lainnya. Itulah mengapa budidaya lebah dengan spesies ini terbilang menguntungkan. 

"Ada beberapa perbedaan, biasanya harga dari madu klanceng ini lebih mahal, jika dibandingkan dengan harga madu yang biasa dijual di pasaran," ujarnya kepada blokTuban.com, Minggu (9/10/2022) saat ditemui di rumah budidayanya. 

Baca juga :

Budidaya Lebah Klanceng, Pemuda di Tuban Pasok Madu Apotek di Berbagai Kota

Puncak HUT ke-77 RI, Ratusan Warga Perum Maisons TasikMadu Tuban Gelar Jalan Sehat

Tumbuhkan Minat Baca Tulis Pelajar, Gerakan Safari Literasi akan Menyasar Sekolah dari Tuban hingga Madura

Biasanya, dalam sekali panen, Ferry sapaan akrabnya bisa menghasilkan sekitar 150 ml madu klanceng per kotaknya, dengan harga Rp100 ribu. 

Selain itu, perbedaan lainnya ialah rasa dari madu yang dihasilkan oleh lebah ini. Jika pada umumnya rasa madu terkenal dengan rasa yang manis, namun pada madu klanceng ini rasanya cenderung lebih asam dari biasanya. 

"Kalau madu yang tawon biasa itu rasanya manis, tapi kalau madu ini dominan kecut (asam), banyakan ini juga manfaatnya dibandingkan yang lain," sambungnya. 

Perbedaan lainnya ialah tekstur madu klanceng cenderung cair dan berwarna lebih pekat. Sedangkan madu biasa teksturnya lebih kental. 

Kendati demikian, menurutnya, tidak ada perbedaan yang serius dalam cara membudidayakan lebah ini. Bahkan cenderung lebih mudah, jika lebah spesies lain bisa diberi makan, maka lebah jenis ini mencari makanannya sendiri dan akan kembali ke sarangnya jika menjelang malam hari. 

Lebih lanjut, biasanya saat madu klanceng telah dipanen sebanyak enam sampai tujuh kali, maka lebah akan cenderung kabur dan menghilang. Hal ini juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pria 23 tahun tersebut. [Sav/Ali]

 

Temukan konten Berita blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS