Kasus DBD di Tuban 313 Orang Terjangkit, 3 Meninggal Dunia
Kabar mengenai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih mengancam masyarakat Kabupaten Tuban telah menjadi perhatian serius, Minggu (28/4/2024).
Kabar mengenai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih mengancam masyarakat Kabupaten Tuban telah menjadi perhatian serius, Minggu (28/4/2024).
Tren kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Tuban meningkat. Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban sejak bukan Januari hingga Februari 2024, ada 148 kasus DBD yang menjangkit masyarakat.
Permintaan fogging di Kabupaten Tuban, beberapa waktu terakhir ini mengalami peningkatan. Hal tersebut, imbas dari melonjaknya kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Bumi Wali.
Sebagian besar gejala Demam Berdarah Dengue memang relatif mudah dikenali bagi sebagian orang awam. Namun tidak jarang keluhan seperti nyeri otot dan mual muntah juga menjadi tanda.
Memasuki musim penghujan di tahun 2024 ini, tren penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Tuban mulai menunjukkan peningkatan.
Dikabarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menyebarkan nyamuk Wolbachia di sejumlah wilayah di Indonesia. Uji coba ini dilakukan untuk mencegah penyebaran demam berdarah (DBD).
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit, yang dapat dengan mudah menyerang seseorang, terutama pada anak-anak. Biasanya, DBD disebarkan melalui nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypi hingga kini masih menjadi penyakit yang banyak mengintai masyarakat disejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Tuban.
Bencana banjir dan sebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Tuban. Pada Jumat (21/10/2022), petugas bersama masyarakat setempat menggalakkan fogging dan penghijauan.
Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD), hingga kini masih menjadi persoalan kesehatan dan ancaman yang serius, disejumlah wilayah Indonesia. Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini, juga dapat berdampak pada sektor ekonomi dan sosial masyarakat.