Antisipasi Air Meluap, Masyarakat di Tuban Gotong-Royong Perkuat Tanggul

Reporter :  Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Guna mengantisipasi jebolnya tanggul kritis di aliran kali avour, yang melintas di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Sejumlah masyarakat setempat melakukan gotong-royong mengambil langkah darurat. 

Pasalnya, tanggul penyangga air di kawasan tersebut terancam jebol, lantaran meluapnya sungai yang diakibatkan dari intensitas curah hujan yang tinggi, beberapa waktu belakangan ini. 

Salah seorang masyarakat sekaligus Pamong Desa Rahayu, Sutikno, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kondisi ini dialami oleh masyarakat sekitar setiap tahunnya, setiap kali musim penghujan datang. 

“Iya mbak benar (tanggul kali avour meluber), kami dari masyarakat melakukan kerja bakti. Tiap tahun memang sudah langganan banjir,” ungkapnya saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com, Minggu (16/10/2022). 

Tak hanya menswadayakan masyarakat setempat saja, antisipasi ini juga didukung oleh Pemerintah Daerah (Pemda), melalui Badan Penanggulangan Bencana Dearah (BPBD) Kabupaten Tuban, yang memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat, yang dapat menunjang perbaikan tanggul. Seperti karung ataupun bambu. 

Baca juga :

Air Terjun Nglirip Tuban Banjir, Pengunjung Dilarang Mendekat

Musim Pancaroba, BMKG Tuban Imbau Masyarakat Waspada Banjir

20 BUMDesa Tuban Pamer Produk di Event Besti, Pedagang KeBanjiran Berkah

Selain intensitas curah hujan yang tinggi, lanjut pria ramah tersebut, kondisi ini juga dipicu dengan keadaan sungai yang sudah terlalu dangkal, sehingga air dengan cepat bisa meluber ketika debit air tinggi.

“Tadi ada bantuan glangsing (karung) 500 lembar, gedek 30 lembar, patok bambu 100 batang dari BPBD Kabupaten Tuban. Penyababnya ini karena intensitas hujan tinggi, keadaan sungai sudah dangkal. Terus salah satu faktor penyebab sering terjadi banjir, adalah ada pintu air hippa Karangtinoto, kadang pas banjir pintu ini masih tertutup,” jelasnya. 

Oleh karena itu, ia berharap untuk kedepannya agar ada normalisasi kali avour, serta penguatan tanggul menggunakan beton. Selain itu, Sutikno juga berharap agar Hippa dari Desa Karangtinoto dapat membuat saluran air sendiri. 

Pasalnya, tidak hanya Desa Rahayu saja yang menjadi korban langganan banjir, akan tetapi juga terdapat beberapa desa lainnya yang ikut terdampak. 

“Harapannya kedepan ada normalisasi kali avour, penguatan tanggul di beton, dan Hippa Karangtinoto supaya membuat saluran air sendiri. Jangan memakai fasilitas umum, karena Hippa ada unsur bisnisnya, dia yang beruntung tapi desa-desa lain jadi korban. Sseperti Desa Rahayu, Sokosari, Sandingrowo jadi langganan banjir,” paparnya. [Sav/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS