Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Melonjaknya harga bahan pangan kacang kedelai di pasaran, membuat pengrajin tempe dan tahu di Kabupaten Tuban kelimpungan. Di tengah kemelut harga tersebut, membuat produsen tahu dan tempe harus memutar otak untuk mensiasatinya, agar tidak mengalami kerugian.
Mengacu dari data Sitem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur. Saat ini, harga kacang kedelai impor cukup tinggi, yaitu mencapai Rp13.667 per kilogram.
Salah seorang produsen tempe di Kabupaten Tuban, Kayami, mengaku jika kenaikan harga kedelai saat ini cukup berdampak terhadap kegiatan usahanya. Untuk menghadapinya, ia terpaksa mengurangi ukuran atau isi dari tempe miliknya, sehingga menjadi lebih kecil dari biasanya.
“Kami para pengusaha tempe sangat menjerit, karena berdampak sekali dengan usaha kami. Untuk mensiasatinya kita mengurangi isi tempenya,” paparnya saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com, Kamis (13/10/2022).
Baca juga :
- Naik Rp4.000, Harga Beli Emas Antam Rp945.000 Per Gram
- Beras, Telur hingga Sayur Mayur di Tuban Naik, Cabai Rawit Turun
- Program Rutin Tahunan Renovasi RTLH dan MCK Sehat Tahun 2022 PT TPPI Capai 60 Persen
Pengusaha asal Desa Margosoko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban ini, memilih untuk bertahan dan tidak menaikkan harga jual produksi tempe nya. Lantaran mengikuti harga yang ada di pasaran, karena jika harga ikut disesuaikan tentu pelanggan akan beralih ke produsen lain.
Selain itu, saat ini Ami sapaan akrabnya, juga memilih untuk mengurangi jumlah produksi tempenya, jika biasanya dalam sehari ia memproduksi sekitar satu kwintal kedelai. Saat ini ia hanya mampu memproduksi 30-40 kilogram, imbas dari kenaikan kacang kedelai dan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini.
“Kalau harga masih tetap, karena kita harga seseuai pasar. Kalau harga kita naikkan tapi pasar tidak naik, kita sendiri yang repot. Jadi harga tetap tapi kita mengurangi isi dan produksinya juga kita kurangi,” sambungnya.
Dengan demikian, ia berharap agar pemerintah bisa segera memberikan solusi kepada para produsen tempe di Kabupaten Tuban. Pasalnya, tak hanya kacang kedelai saja yang naik, harga bahan-bahan penunjang lainnya juga ikut terseret, akibat harga BBM yang juga mengalami lonjakan.
“Per 50 kilogram itu naikknya Rp10-20 ribu hampir satu bulan ini, terus belum lagi plastik yang dibuat bungkus juga ikut naik, belum lagi BBM juga naik. Jadi semoga saja ada solusi dan titik terang untuk kami para pengusaha tempe dan tahu,” ujarnya.
Sekedar diketahui, biasanya, perempuan ramah ini menjual hasil produksi tempe nya kepada tengkulak dengan harga yang bermacam-macam, mulai dari Rp1000 hingga Rp3000, tergantung ukuran dari tempe itu sendiri. [Sav/Ali]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS