Oleh: Siti Khoiriyah*
blokTuban.com - Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang menitik beratkan pada pendidikan agama, selaras dengan pernyataan Waryono Abdul Ghofur selaku Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, bahwasanya pendirian pesantren wajib berkomitmen mengamalkan nilai Islam Rahmatan lil ‘alamin dan berdasarkan pancasila UUD 1945, NKRI serta Bhinneka tunggal ika.
Pondok Pesantren Assalam dengan pola pendidikan Muallimin yang bertempat di Desa Bangilan, merupakan pondok pesantren yang tidak hanya membekali santri dengan ilmu agama saja akan tetapi juga mempersiapkan santri untuk memiliki jiwa pemimpin dan berani berkreasi serta berkarya, salah satunya melalui seni pertunjukan yang di tampilkan dalam acara tahunan Haflah Akhirussanh (HAS) Santri Akhir kelas 6 KMI, Bangilan Tuban, Senin (20/6/2022).
Baca juga: Kisah Mbah Buyut Santri, Penyebar Islam di Tuban yang Melawan Pagebluk 'Sogok Petek Silit Mancur'
Santri merupakan aset besar generasi bangsa yang bisa menentukan arah masa depan Negara dan mampu memberi sumbangsih berupa solusi atas derasnya arus globalisasi maka peran vital pondok pesantren yang membekali santrinya dengan pelajaran kehidupan, aneka ragam kreatifitas dan kebudayaan, serta sikap toleransi dalam perbedaan perlu dibumikan.
Pondok Pesantren Assalam bisa menggembleng santrinya untuk memiliki jiwa keagamaan yang kuat, karakter yang pandai bersyukur, serta adab yang dibarengi ilmu untuk menentukan arah bangsa.
Sebagaimana sambutan ketua panitia HAS masa bakti 2021-2022 Afrizal Fahmi dan Jauhar Nafis menyebutkan bahwa HAS merupakan acara perhelatan yg melibatkan santriwan dan santriwati Assalam dalam berkarya dan berkreasi, sisi lain dalam kegiatan ini yang bisa di pelajari adalah latihan memimpin, menyelenggarakan acara besar, memecahkan persoalan dan mencari solusi bersama melalui sinergitas dan kerjasama panitia.
Baca juga: Ini 8 Tuntutan Demo PMII Tuban, Mahasiswa : Bupati Sukanya Pansos di Media Sosial
Hal ini menunjukan bahwa santri tidak hanya bisa mengaji, namun bisa berkreasi, berkolaborasi dan menjunjung tinggi nilai seni dan budaya Indonesia, sebagaimana keduanya menegaskan hidup akan kaku bila tanpa seni, akan ragu bilamana tanpa ilmu, dan akan tabu bilamana tanpa agama.
Tepat diatas panggung yang megah dan didepan ribuan santri, wali santri dan seluruh tamu yang hadir Direktur Pondok Pesantren Assalam K.H Yunan Jauhar, S.Pd.,M.Pd.I al- Hafidz menegaskan bahwa Pondok pesantren bukan lembaga pendidikan pergerakan praktis, pondok pesantren Assalam sampai saat ini masih tetap istiqomah berproses dalam mendidik dan mengasuh santri menjadi generasi yang siap berkhidmad di tengah-tengah masyarakat dengan kapasitas keilmuan yang didapat dari pondok sebagaimana gemblengan beliau.
قليل من العلم بالØكمة خير من كثير العلم بدون الØكمة
“Sedikit ilmu yg engkau khidmahkan kepada masyarakat jauh lebih utama daripada segudang ilmu yang engkau miliki lalu berhenti di otak dan fikiran saja” ujarnya.
Baca juga: Setahun Kinerja Bupati Tuban Dievaluasi PMII, Jubir Pemkab: Kegiatan Kami Sudah Sesuai Visi Misi
Lain dengan sekolah pada umumnya beliau menyebut jika sistem pendidikan pondok pesantren berbeda dengan sistem pendidikan di sekolah biasa, dalam pondok pesantren ada dars al-hayati (pelajaran kehidupan) dan dars al-ilmi (Pelajaran ilmu), di sekolah hanya terdapat dars al-ilmi (Pelajaran ilmu) harapanya nanti walaupun santri berada di tanah yang gersang dan tadus ia masih dapat tumbuh kembang dan subur dengan bekal ilmu yang di milikinya.
Pengukuhan 171 wisudawan dan wisudawati siswa akhir KMI Assalam ini di Nahkodai oleh Usth Hj Anim Suryowati, S.H dengan dipimpin oleh Ust Noor Ghozi, S.H.,MA dan Ust Mulyadi, S.Pd i., M.Pd, tidak hanya penyerahan fisik ijazah kepada santri akhir KMI Assalam namun juga disusul dengan laporan profil kompentensi lulusan yang memiliki aneka ragam skill dan kemampuan diantaranya; fasih membaca dan memaknai kitab kunnig, menghafal al-Quran, memiliki jiwa leadership dan entrepreneurship serta menguasai dua bahasa asing yaitu bahasa arab dan bahasa inggris.
Acara sepktakuler yang di kemas dengan untaian rasa syukur “tahaddus bi ni’mah” ini menampilkan berbagai macam kreatifitas santri diantara adalah: Pertama, Expose Bahasa Arab dan tahfidz yang dipimpin oleh ustadzah Ivon dengan santriwan dan santriwati yang merupakan bagian dari 171 santri yang di wisuda dengan menggunakan bahasa Arab, tampilan ini merupakan ciri khas pondok pesantren Assalam yang memang sudah menciptakan atmosfer bilingual dalam pembelajaran maupun dialog antar santri di lingkungan pondok.
Senada dengan mengalirnya arus modernitas yang semakin tampak di depan mata, maka peran santri yang agamis, kreatif dan mampu menguasai bahasa asing sangat menunjang keberlangsungan generasi masa kini dalam menunjukan jati diri bangsa dan Negara.
Kedua, lantunan hafalan matan zubad oleh kelas 5 santriwan dan santriwati KMI Assalam, matan zubad yang juga di kenali dengan kitab Manzhumah Shafwah al zubad atau Alfiyyah al- Zubad fi al-Fiqh al-Syafi’i merupakan kitab fiqih mazhab Syafi’i dalam bentuk puisi atau Nadzom yang mengandung lebih dari 1000 bait yang sangat terkenal di seluruh dunia Islam. Matan Zubad ini adalah buah karya dari Syihabuddin Abu al-Abbas Ahmad bin al-Husain bin Hasan bin Ali bin Ruslan al-Ramli al-Maqdisi al-Syafi’I yang dikenal dengan Ibn Ruslan. Secara umum, kandungan matan zubad ini membahas trekait bidang aqidah (al-Muqaddimah fi ‘ilm al- Ushul) dan menerangkan terkait masalah-masalah fikih menurut mazhab Syafi’i.
Ketiga, tampilan kolaborasi seni santriwan dan santriwati KMI Assalam antara lain, seni tari, seni pewayangan dengan dialog bahasa asing, reog ponorogo, dan masih banyak lagi kreatifitas lain dalam panggung megah pada acara HAS KMI Assalam. Acara HAS ini turut di hadiri oleh KH Abdurrokhim (Ki joko goro-goro) dari Demak sebagai pengisi mauidhoh hasanah, Bapak Hj Abdurrohman, Bapak Joko Purnomo sebagai wakil dari Bupati Tuban, Bapak Abdul Aziz sebagai Pengawas, Bu Nyai Hj Muthmainnah Muzadi, Bu Nyai Hj Maftukhah Muzadi Bapak Camat Bangilan, Bapak kapolsek dan Danramil Bangilan, Dewan Asatidz dan Ustadzat KMI Assalam serta wali santri dan alumni KMI Assalam.
*Penulis adalah Alumnus KMI Assalam Bangilan dan Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah UNUGIRI Bojonegoro
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS