19:00 . Menyedihkan! Berprestasi hingga Nasional, 2 Siswa SD di Tuban Tak dapat Apresiasi dari Pemkab   |   14:00 . Dikunjungi Penilai Adipura Kencana, Jalanan Tuban Kota Belum Seteril dari Bendera Partai   |   11:00 . Ide Jualan Kue Lumpur Labu Kuning Ekonomis Tanpa Telur   |   10:00 . Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 61 September 2023 Dibuka! Dapatkan Insentif Sebesar Rp 4,2 Juta   |   09:30 . Pak Labi, Lokal Hero Bangkep yang Selamatkan Alam Dengan Ternak Lebah Madu   |   09:00 . Empat Superhero dari Kampung Energi   |   08:00 . Amalkan Ayat 1000 Dinar, Hidup Aman dan Sejahtera   |   07:00 . Peringati Hari Tani dan Panen Raya, Warga Tuban Arak Tumpeng dan Gunungan Raksasa   |   19:00 . Kemarau Jadi Tantangan Bagi Pembudidaya Jamur Tiram di Palang Tuban   |   18:00 . Bingung Mau Nyoblos tapi Masih di Luar Kota? Begini Cara Ajukan Pindah Memilih   |   17:00 . Taman Sleko, Rekomendasi Tempat Nongkrong yang Nyaman di Tuban   |   16:00 . Tiga Kecamatan di Tuban Semakin Gerah, Suhunya Capai 35⁰ Celcius   |   15:00 . Kawasan Hutan Sekitar Area Kilang GRR Tuban Terus Diawasi   |   14:15 . Teknologi Karbon Mulai Diterapkan di Lapangan Sukowati   |   13:00 . Puluhan PPS dan PPK Tuban Mundur dengan Alasan Sama   |  
Tue, 26 September 2023
Jl. Sunan Muria no 28, Kelurahan Latsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Email: bloktuban@gmail.com

Hadapi Bahan Pokok Mahal, Begini Cara Pelaku UMKM Tuban Mengatasinya

bloktuban.com | Sunday, 27 February 2022 14:00

Hadapi Bahan Pokok Mahal, Begini Cara Pelaku UMKM Tuban Mengatasinya

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Harga sejumlah komoditas bahan pokok yang melonjak beberapa minggu belakangan ini, sangat berdampak besar terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama para pelaku usaha makanan. 

Para pelaku usaha makanan tersebut menggantungkan keberlangsungan usahanya dari bahan-bahan pokok seperti minyak goreng, tepung, cabai, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, melonjaknya harga-harga pangan sangat berpengaruh terhadapnya. 

Salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ikut terdampak adanya bahan pokok mahal ialah Lilis Supartini, Owner Dapur Desa yang menjual berbagai makanan instan setiap harinya. Untuk meminimalisir kerugian, Lilis sapaan akrabnya menghadapinya dengan cara mengurangi takaran atau kemasan produk yang ia jual. 

“Kemarin sambal bawangnya saya jual 200 gram, sekarang saya turunin kemasannya tapi harganya tetap sekarang jadi kemasan yang 150 gram, kalau produk lain insyaallah masih dapat,” ungkap Lilis kepada blokTuban.com, Minggu (27/2/2022) saat ditemui di rumah produksinya. 

Perempuan asal Desa Trutup, Kecamatan Plumpang itu, selain menjual sambal bawang juga menjual berbagai produk makanan instan kemasan lainnya seperti, kentang pedas manis, nugget ayam wortel, kering tempe kacang teri, hingga sambal pecel. 

Tidak hanya mengurangi takaran dari kemasan sambal instan karena cabai mahal, ibu dari dua orang anak ini juga menyiasati mahalnya minyak goreng dengan sedikit menaikkan harga produk makanannya. Contohnya kentang pedas manis semula harganya Rp12 ribu, kini menjadi Rp13 ribu saja.

Hal ini ia lakukan lantaran proses pembuatan kentang pedas manis miliknya, membutuhkan banyak minyak goreng. Untuk menghemat minyak goreng Lilis juga menyiasatinya dengan cara yang cukup unik. 

Yaitu setelah ia membuat atau menggoreng kentang, maka selanjutnya ia akan menggunakan minyak yang sama untuk menggoreng tempe, hal itu dilakukan agar lebih menghemat minyak goreng karena masih layak dipakai kembali. 

“Meskipun dapatnya cuma sedikit tapi nggak jadi masalah masih merintis soalnya,” ucap perempuan ramah tersebut. 

Selain itu, Lilis juga mengungkapkan naiknya harga bahan pokok tersebut sudah bisa diprediksi sebelumnya. Lantaran biasanya naiknya harga bahan pokok selalu saja mendekati hari-hari besar, seperti halnya yang terjadi menjelang tahun baru beberapa waktu yang lalu. 

Perempuan bercadar ini, bercerita ia tidak pernah mengantri minyak goreng di swalayan lantaran khawatir jika barangnya habis. Dengan demikian, ia lebih memilih untuk membeli minyak di toko-toko klontong meskipun harganya lebih mahal. 

“Saya beli di toko-toko saja kalau beli di swalayan biasanya habis, kemarin dapat minya satu liternya Rp20 ribu lebih mahal,” katanya. 

Kenaikan bahan pokok, diakui Lilis tidak berpengaruh terhadap penjualannya. Masyarakat lebih memilih untuk membeli makanan secara instan karena lebih praktis dan murah dibandingkan membuat sendiri. Dengan demikian, Lilis berharap jika bahan baku yang naik harganya bisa kembali turun dan stabil dipasaran. [Sav/Ali]

 

 

Tag : Harga bahan poko mahal, UKM Tuban, Bisnis Kuliner



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...
-->

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokTuban TV

Redaksi

  • Monday, 14 August 2023 11:00

    blokTuban.com Kembali Dipercaya UTM Tempat Praktik MSIB

    blokTuban.com Kembali Dipercaya UTM Tempat Praktik MSIB PT Blok Tuban Promosindo yang menaungi website blokTuban.com kembali mendapat kepercayaan dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sebagai tempat praktik Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) tahun 2023, Senin (14/8/2023)....

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat