Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Desa Kedungjambangan, Kecamatan Bangilan, merupakan wilayah potensi bencana yang perlu ditangani bersama. Secara gografis, Kedungjambangan memiliki kerawanan bencana alam banjir dan longsor, karena dilalui anak sungai Bengawan Solo, yaitu Kali Kening.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Joko Ludiono menuturkan, untuk mengurangi korban bencana di wilayah Tuban selatan, khususnya Kedungjambangan perlu ada sebuah pemahaman dan sosialisasi Desa Tangguh Bencana (Destana).
Menurut pria yang akrab disapa Joko itu, secara mandiri desa harus mampu untuk beradaptasi dan menghadapi potensi bencana. Selain itu, masyarakat juga harus mampu memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
"Masyarakat harus tangguh dalam menghadapi bencana secara terarah, terencana, terpadu dan terkoordinasi," jelas Joko, saat membuka sosialisasi pembentukan Destana, Rabu (3/5/2017).
Lebih lanjut ia mengatakan, sosialisasi Destana yang digelar di pendopo kantor desa itu bertujuan mendorong sinergi masyarakat untuk saling melengkapi seluruh program yang sudah ada di desa. Secara mendasar, kata dia, warga mampu mengetahui bahaya bencana, menghitung kerentanan, dan menghadapinya.
"Harapannya setelah adanya sosialisasi Destana, masyarakat lebih siap siaga dengan membentuk Forum Masyarakat Peduli Pengurangan Resiko Bencana Desa (Forum PRB Desa) yang bisa menampung aspirasi," tandasnya.
Terpisah, Camat Bangilan, Moch. Maftuchin Riza menuturkan, sosialisasi pembentukan Destana dinilai sebagai langkah strategis dalam penanganan bencana. Sebab, Kedungjambangan satu diantara desa yang berpotensi terdampak bencana banjir dan longsor Kali Kening.
"Pembentukan Forum PRB Desa sangat strategis untuk mengatasi bencana, sebab di Kedungjambangan sempat terjadi banjir dan longsor beberapa waktu lalu," pungkas bapak tiga anak itu. [rof/rom]
