Harga Minyak Turun, Pendapatan Negara Berkurang

Reporter: Moch. Sudarsono

blokTuban.com - Harga minyak dunia yang terus menurun membuat penerimaan negara dari sektor Minyak dan Gas (Migas) ikut berkurang.

Tentu saja dengan berkurangnya penerimaan negara tersebut membuat Join Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ) sebagai salah satu pelaksana operasional Migas dari Pertamina harus berpikir ekstra keras untuk menstabilkan pendapatan negara.

Disampaikan Perwakilan Kepala urusan Humas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Perwakilan Jawa, Bali, Nusa Tenggara (Jabanusa), Muhammad Fatah Yasin, bahwa dari tahun ke tahun harga minyak menurun. Sehingga dengan adanya pola harga minyak tersebut membuat pendapatan negara di sektor migas juga dipastikan turun.

"Salah satu indikatornya terlihat dari tahun 2014 ke tahun 2015, pendapatan negara di tahun tersebut menurun," ujar Fatah saat memberikan materi, di salah satu Hotel Jogyakarta saat , Kamis (10/11/2016).

Fatah menjelaskan, di tahun 2015 harga minyak turun sempat berada diharga 30 dolar per barel. Setelah itu di Bulan September sempat naik diharga 40 dolar, kemudian sempat akan naik diharga 50 dolar per barel.

"Migas sebagai salah satu sumber pendapatan negara, bisa berubah dan bergerak mengikuti harga pasar dunia," terangnya.

Fatah menambahkan, bahwa penerimaan Negara dari sektor migas di tahun 2014 sebesar Rp320 triliun. Sedangkan di tahun 2015 turun menjadi Rp177 triliun.

"Turunya harga minyak membuat kita harus terus berusaha, agar bisa menahan laju penurunan produksi nasional secara keseluruhan," pungkasnya. [nok/rom]