Cangkul Impor Kurang Diminati, Lokal Lebih Kuat

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Kebijakan Pemerintah untuk membuka kran impor cangkul dari Cina demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, menuai beberapa tanggapan dari berbagai kalangan.

Seperti halnya pande cangkul tradisional di Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Mereka mengaku masyarakat belum terpengaruh dengan kebijakan pemerintah tersebut.

Salah satunya Mualim (53), pande cangkul asal Bangilan mengatakan, cangkul buatan lokal lebih bermutu dibanding cangkul impor. Hal itu bisa dilihat dari segi kualitas bahan baku maupun ketajaman cangkul.

"Pemerintah sangat tidak pas jika cangkul saja harus mengimpor," ujar Mualim saat ditemui blokTuban.com di tempat kerjanya, Rabu (9/11/2016).

Menurut pria yang sudah menggeluti pekerjaannya sejak tahun 70-an itu menilai, masih banyak produsen lokal yang kualitas barangnya lebih baik. Ia juga menuturkan para petani di daerahnya yang selama ini menjadi pelanggannya masih banyak yang memilih cangkul lokal.

"Impor pacul akan membunuh usaha lokal," tegasnya.

Terpisah Saroji (69) seorang buruh tani asal Kedungmulyo, Bangilan mengungkapkan, dirinya sejak dulu hingga kini masih mempercayai cangkul produk dalam negeri. Menurutnya cangkul yang diproduksi lokal lebih tajam dan kuat, sehingga nyaman ketika digunakan.

"Sejak dulu kakek-kakek saya juga pakai cangkul lokal, saya sendiri juga," imbuhnya.

Cangkul produksi lokal yang sering digunakan para petani di daerahnya juga mempunyai bentuk yang pas. Cangkul yang digunakan sesuai kondisi tanah di lahan pertanian atau perkebunan mereka.

"Sudah 20 tahun lebih pakai pacul lokal," pungkasnya. [rof/ito]