Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Keseriusan pembangunan kilang di Kabupaten Tuban tampak dengan adanya modal awal yang disetor perusahaan patungan (joint venture PT Pertamina (Persero) perusahaan Migas asal Rusia, Rosneft. Bahkan, telah disepakati kucuran modal awal sebesar US$ 400 juta (Rp 5,22 triliun) beberapa waktu lalu.
Informasi blokTuban.com (blokMedia Group) menyebutkan, Pertamina dan Rosneft langsung menyetorkan deposit masing-masing US$ 200 juta sebagai milestone penting untuk NGRR (national grasroot refinery/proyek kilang baru) Tuban. Kilang Tuban direncanakan bakal bisa mengolah minyak mentah hingga 300.000 barel per hari (bph) dengan kompleksitas kilang di atas 9 NCI (Nelson Complexity Index) dan karakteristik produk level Euro 5.
Bahan baku rencananya akan diperoleh dari minyak mentah sour impor dengan grade medium dan heavy. Dalam proyek ini juga akan dibangun unit catalytic cracker berskala besar serta kompleks petrokimia. GRR Tuban juga didesain untuk dapat menerima VLCC supertanker dengan bobot mati hingga 300 ribu ton.
Pembangunan kilang Tuban diperkirakan menelan biaya hingga US$ 14 miliar dan ditargetkan rampung pada 2021. BUMN Rusia itu bakal menempatkan kepemilikan maksimal 45 persen. Sebab, Pertamina menginginkan kontribusi modal minimal 55 persen. Para pihak sedang melaksanakan bankable feasibility study (BFS) proyek, sedangkan keputusan investasi akhir (FID) proyek tersebut akan dilakukan setelah hasil BFS, desain teknik dasar (BED), dan front end engineering design (FEED).
"Sudah semakin serius, itu bisa dilihat dari penyertaan modal awal," kata anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPRRI), Satya W. Yudha.
Ditambahkan, Pemerintah Pusat sudah didorong untuk mengembangkan pengolahan di dalam Negeri, termasuk kilang Tuban. Sebab, dengan banyak kilang, makan kecukupan energi akan lebih bisa terjaga untuk masa depan.
"Selain itu, dampak akan juga dirasakan langsung oleh daerah sekitar kilang," terang anggota dewan yang terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Bojonegoro-Tuban itu.
Selain Kilang Tuban, Pertamina juga menjadi wakil pemerintah untuk membangun Kilang Bontang melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha. Investasi kilang diperkirakan mencapai US$ 10 miliar. Target operasionalnya di tahun 2025. Dua kilang ini diharapkan mampu menopang produksi BBM Tanah Air pada 2025 mencapai 2,3 juta barel per hari.
"Semoga bisa cepat dan sesuai target," sambungnya. [pur/mad]