Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Semakin seriusnya Kilang Tuban yang dikerjakan perusahaan patungan (joint venture PT Pertamina Persero) dan perusahaan Migas asal Rusia, Rosneft, harus benar-benar disambut dengan baik. Bahkan, daerah perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) agar terlibat di dalamnya.
Baca juga [Modal Awal Rp5,22 Triliun di Kilang Tuban]
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPRRI), Satya W. Yudha menjelaskan, kepentingan Negara akan Kilang Tuban sangat jelas, yakni untuk pemenuhan energi. Sebab, hingga kini Bahan Bakar Minyak (BBM) masih belum terpenuhi semuanya.
"Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) itu sangat tinggi skill dan risiko. Jadi, masyarakat sekitar harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari," jelas SW. Yudha, panggilan akrabnya.
Menurut anggota dewan yang terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Bojonegoro-Tuban itu, keseriusan perusahaan terbukti dengan disepakatinya kucuran modal awal sebesar Us$400 juta (Rp5,22 triliun). Pertamina dan Rosneft menyetorkan deposit masing-masing US$200 juta sebagai milestone penting untuk NGRR (national grasroot refinery/proyek kilang baru) Tuban. Kilang Tuban direncanakan bakal bisa mengolah minyak mentah hingga 300.000 barel per hari (bph) dengan kompleksitas kilang di atas 9 NCI (Nelson Complexity Index) dan karakteristik produk level Euro 5.
Bahan baku rencananya akan diperoleh dari minyak mentah sour impor dengan grade medium dan heavy. Dalam proyek ini juga akan dibangun unit catalytic cracker berskala besar serta kompleks petrokimia. GRR Tuban juga didesain untuk dapat menerima VLCC supertanker dengan bobot mati hingga 300 ribu ton.
Pembangunan kilang Tuban diperkirakan menelan biaya hingga US$14 miliar dan ditargetkan rampung pada 2021. BUMN Rusia itu bakal menempatkan kepemilikan maksimal 45 persen. Sebab, Pertamina menginginkan kontribusi modal minimal 55 persen. Para pihak sedang melaksanakan bankable feasibility study (BFS) proyek, sedangkan keputusan investasi akhir (FID) proyek tersebut akan dilakukan setelah hasil BFS, desain teknik dasar (BED), dan front end engineering design (FEED). [pur/mad]